BEIRUT, iNews.id - Kelompok yang menyebut dirinya ISIS untuk pertama kalinya mengonfirmasi kematian sang pemimpin, Abu Bakar Al Baghdadi, dan sekaligus menunjuk penggantinya.
Keterangan resmi ISIS, yang diumumkan melalui layanan pesan Telegram, menyebutkan Abu Ibrahim Al Hashemi Al Qurashi adalah pemimpin baru dan "khalifah" kelompok tersebut.
Profil Gabriele Nunziati, Jurnalis Italia yang Dipecat karena Tanya Tanggung Jawab Israel di Gaza
Sebelumnya, pasukan khusus Amerika Serikat (AS) melacak keberadaan Al Baghdadi di wilayah barat laut Suriah dan menyerang lokasi persembunyiannya.
Pemimpin ISIS itu kemudian berusaha kabur ke dalam terowongan dan melakukan aksi bunuh diri dengan meledakkan rompi bom.
Irak menyediakan hadiah uang 25 juta dolar atau sekitar Rp352 miliar kepada yang dapat menangkap atau membunuh Baghdadi.
Pasukan AS dan sekutunya sudah mengejar Baghdadi semenjak ISIS muncul sekitar lima tahun lalu.
Dalam keterangannya, Kamis (31/10/2019), ISIS juga mengonfirmasi kematian juru bicaranya, Abu Al Hasan Al Muhajir.
Sebelumnya, Muhajir dilaporkan tewas selama operasi militer gabungan oleh pasukan Kurdi di wilayah utara Suriah, beberapa jam setelah operasi serangan terhadap Baghdadi. Warga negara Saudi ini dianggap sebagai calon kuat pengganti Baghdadi.
Juru bicara ISIS yang baru, Abu Hamza Al Qurashi, meminta umat Islam untuk bersumpah setia kepada Abu Ibrahim Al Hashemi Al Qurashi.
Siapakah Abu Ibrahim Al Hashemi Al Qurashi?
Nama Hashemi tidak diketahui oleh pasukan keamanan, dan diyakini sebagai nama samaran selama peperangan.
ISIS tidak memberikan keterangan detil tentang pemimpin baru atau merilis fotonya, namun menggambarkan sosoknya sebagai "figur terkemuka dalam berjihad".
Pernyataan ISIS juga mengklaim Hashemi adalah veteran dalam berbagai medan jihad selama berperang melawan AS di masa lalu.
Dengan mengklaim dirinya berlatar "Al Qurashi", ISIS menjelaskan bahwa pemimpin barunya berasal dari suku yang sama dengan Nabi Muhammad, yaitu suku Quraish.
Suku ini, seperti secara umum diyakini dan dipegang teguh oleh kaum cendekiawan Sunni pra-modern, dianggap sebagai kualifikasi utama untuk menjadi seorang khalifah.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku