Ahmad Yani: Tak Ada Pembicaraan Perkara BLBI dengan Hakim MA
JAKARTA, iNews.id – Mantan pengacara Syafruddin Arsyad Temenggung, Ahmad Yani, membantah membicarakan perkara korupsi Bantuan Langsung Bank Indonesia (BLBI) dengan hakim ad hoc tindak pidana korupsi Mahkamah Agung (MA), Syamsul Rakan Chaniago. Sebelumnya, Juru Bicara MA, Andi Samsan Nganro menyatakan, Syamsul terbukti melanggar kode etik dan perilaku hakim karena bertemu Yani saat Syafruddin masih berperkara.
“Setelah saya ingat-ingat, saya tidak ada pertemuan dengan hakim Syamsul tapi pada tanggal itu di Plaza Indonesia saya kebetulan bertemu dengan Pak Syamsul menjelang Maghrib, itu juga tidak berdua saja tapi bersama-sama dengan rombongan lain,” kata Ahmad Yani saat dihubungi di Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Syamsul adalah salah satu majelis hakim kasasi yang menangani kasus dugaan korupsi perkara korupsi penghapusan piutang BLBI terhadap Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) dengan terdakwa mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Syafruddin Arsyad Temengung. Karena pelanggaran etik yang dia lakukan, Syamsul dihukum tidak boleh menangani perkara selama 6 bulan.
Pada 9 Juli 2019 lalu, majelis kasasi yang terdiri atas hakim Salman Luthan selaku ketua, dengan anggota hakim Syamsul Rakan Chaniago dan Mohamad Asikin, memutuskan Syafruddin tidak melakukan tindak pidana sehingga harus dikeluarkan dari tahanan. Dari ketiga hakim itu, hanya Salman yang memperkuat putusan pengadilan tingkat banding untuk menghukum Syafruddin 15 tahun penjara dan denda Rp1 miliar. Sementara, dua hakim Syamsul dan hakim Asikin membuat keputusan lain hingga berakibat bebasnya Syafruddin.
Di antara pelanggaran etik yang dilakukan Hakim Syamsul Rakan Chaniago adalah namanya masih tercantum di kantor law firm (firma hukum) walau sudah menjabat sebagai hakim ad hoc tipikor pada MA. Pelanggaran lainnya, Syamsul mengadakan pertemuan dengan pengacara Syafruddin yaitu Ahmad Yani di Plaza Indonesia pada 28 Juni 2019 pukul 17.38-18.30 WIB. Padahal, saat itu Syamsul duduk sebagai hakim anggota pada majelis hakim Syafruddin.
“Saya memang menjadi kuasa hukum Pak Syafruddin di tingkat pengadilan negeri dan pengadilan tinggi, tapi tidak di tingkat kasasi karena saya sibuk dengan sidang sengketa pemilu dan caleg,” ungkap Yani.
Mantan politikus PPP itu mengaku, sepanjang sidang sengketa pemilu, dia dan timnya memang kerap mendatangi Plaza Indonesia. “Saat itu saya sibuk pilpres sekaligus menjadi caleg. Karena sering sidang di MK dan banyak urusan ke Bawaslu jadi saya dan tim sering ke Plaza Indonesia. Saat itu saya bertemu dengan Pak Syamsul, tapi bukan pertemuan yang disengaja hanya kebetulan ketemu saat akan salat magrib,” ucap Yani.
Pertemuan itu, menurut Yani, pun tidak bicara sama sekali mengenai perkara Syafruddin. Dia juga mengaku tidak pernah dimintai klarifikasi oleh badan pengawas MA soal pertemuan tersebut. “Kalau ada permintaan, kan saya bisa klarifikasi sebelumnya kalau tidak ada janjian bertemu,” ungkap Yani.
Namun Yani membenarkan bahwa dia dan hakim Syamsul sudah lama saling kenal. “Kami sama-sama dari Ikadin (Ikatan Advokat Indonesia), dia dari Riau dan saya dari Jakarta dan sama-sama anak didiknya bang Buyung (Adnan Buyung Nasution),” ucapnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil