Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kesepakatan Prabowo–Trump soal Tarif 19% Dianggap Untungkan Perekonomian Rakyat, RRC Kebakaran Jenggot!
Advertisement . Scroll to see content

Airlangga Sebut Tarif Impor 19 Persen Final: Lebih Rendah dari Negara ASEAN

Senin, 21 Juli 2025 - 19:00:00 WIB
Airlangga Sebut Tarif Impor 19 Persen Final: Lebih Rendah dari Negara ASEAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah). (Foto: Anggie Ariesta)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah menegaskan tarif impor 19 persen dalam perjanjian dagang Indonesia-Amerika Serikat (AS) merupakan hasil kesepakatan final yang bersifat mengikat (binding). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai sosialisasi tarif kepada kementerian/lembaga dan asosiasi pelaku usaha pada, Senin (21/7/2025). 

Sosialisasi tersebut juga dihadiri oleh kementerian teknis serta direksi BUMN yang terlibat dalam pelaksanaan nota kesepahaman (MoU) di Washington beberapa waktu lalu.

“Angka 19 persen itu adalah hasil negosiasi antara Presiden Prabowo dan Presiden Trump. Itu angka final dan binding. Bahkan, angka ini lebih rendah dibandingkan tarif dari negara ASEAN lainnya,” ujar Airlangga.

Sebagai perbandingan, Vietnam dan Filipina masih diterapkan tarif 20 persen, Malaysia dan Brunei 25 persen, Thailand dan Kamboja 36 persen, serta Myanmar dan Laos 40 persen. 

Sementara itu, pesaing Indonesia dalam sektor tekstil seperti Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan, dan India memiliki tarif masing-masing sebesar 35 persen, 30 persen, 29 persen, dan 27 persen.

Dalam konteks tarif masuk berdasarkan skema Most Favoured Nation (MFN), Airlangga menyebutkan bahwa dari total 11.555 pos tarif yang berlaku antara Indonesia dan AS, sekitar 12 persen telah memiliki bea masuk nol persen, dan sekitar 47 persen memiliki bea masuk sebesar 5 persen. 

“Amerika sejauh ini sudah mendapat 60 persen bea masuk di bawah 5 persen,” kata dia.

Dengan perjanjian yang baru disepakati, pemerintah berupaya memperluas cakupan produk Indonesia yang mendapatkan bea masuk nol persen ke pasar AS, sejalan dengan skema serupa dalam kerja sama dagang Indonesia dengan berbagai mitra strategis seperti ASEAN, China, Jepang, Uni Eropa, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Airlangga juga menekankan bahwa Indonesia dan Amerika Serikat telah menyelesaikan hambatan non-tarif (non-tariff barriers), yang selama ini menjadi kendala utama perdagangan bilateral. Penyelesaian tersebut akan segera ditindaklanjuti melalui penandatanganan joint statement yang jadwalnya akan diumumkan kemudian.

Terkait dengan pembelian produk dari AS, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia selama ini telah mengimpor sejumlah komoditas dari negara tersebut, termasuk energi, gandum (wheat), dan kedelai (soybean). 

“Ada reorientasi sumber pembelian energi, dan sebagian akan kami konsentrasikan ke Amerika. Tetapi secara keseluruhan, tidak ada tambahan signifikan terhadap barang impor dari Indonesia,” ujarnya.

Pemerintah berharap kebijakan ini akan memperkuat hubungan dagang bilateral dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global, khususnya di sektor tekstil dan produk agrikultur yang selama ini menghadapi tekanan tarif tinggi.

Diketahui, tarif impor RI ke AS mengalami penurunan menjadi 19 persen dari sebelumnya sebesar 32 persen setelah pembicaraan melalui telepon antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden AS Donald Trump.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut