Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mentan Amran Lapor Prabowo, 31 Desember Indonesia Swasembada Pangan
Advertisement . Scroll to see content

Aktivis 98 Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto, dari Pelanggaran HAM hingga Ambisi Kekuasaan

Selasa, 19 Desember 2023 - 22:28:00 WIB
Aktivis 98 Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto, dari Pelanggaran HAM hingga Ambisi Kekuasaan
Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto (foto: MPI)
Advertisement . Scroll to see content

TANGERANG SELATAN, iNews.id - Sejumlah aktivis 1998 membedah buku berjudul 'Buku Hitam Prabowo Subianto'. Acara bedah buku ini berlangsung di salah satu saung samping UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (18/12/2023).

Pantauan di lokasi, sejumlah aktivis 98 yang hadir antara lain Firman Tendry, Mixil Mina Munir, Ridwan Darmawan, pegiat demokrasi Ray Rangkuti hingga aktivis Nahdhatul Ulama (NU) Savic Ali.

Penulis Buku Hitam Prabowo Subianto, Buya Azwar Furgudyama dalam penjelasannya mengatakan, jika buku tersebut terdiri atas VII bab. Bab I hingga IV berisi keterangan mengenai keterlibatan Prabowo dalam peristiwa pelanggaran HAM.

Selanjutnya pada bab V hingga VII berisi tentang ambisi Prabowo meraih kekuasaan hingga berpotensi mengancam proses demokrasi yang dibangun susah payah setelah tumbangnya rezim Orde baru (Orba).

"Kita luncurkan buku ini minggu lalu. Buku ini terdiri atas 7 bab. Semuanya kita bedah bersama-sama dengan aktivis-aktivis yang dulu berbenturan langsung dengan orde baru," katanya, Senin (18/12/2023)

Menurutnya, kehadiran 'Buku Hitam Prabowo Subianto' ini tak hanya menjadi bentuk empati terhadap korban dan keluarganya. Tetapi juga tanggung jawab sejarah untuk bangsa serta nilai moral dan kemanusiaan yang universal.

"Ini wujud kepedulian sejarah kawan-kawan (98). Yang hadir di sini kan banyak, ini semua aktivis-aktivis yang pada tahun 98 berjuang untuk proses demokratisasi di Indonesia melawan rezim otoritarianisme orde baru dan sampai hari ini masih konsisten," ucapnya.

Buya Azwar berharap bukunya menjadi lentera baru dalam mengingatkan masa-masa kelam yang telah dilalui bangsa Indonesia. Secara pribadi dia tak rela jika Indonesia dipimpin kembali oleh mereka yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan masa lalu.

"Kalaupun ini dibilang (isu) 5 tahunan, iya nggak apa-apa, kenapa? karena saya secara pribadi memang tidak rela Indonesia ini jatuh ke tangan Prbaowo Subianto. Sedapat mungkin saya akan cegah itu," ucapnya.

Dia pun mendesak agar kasus yang menimpa Prabowo di masa lalu dituntaskan secara hukum dan transparan. Langkah demikian sebagai solusi agar tak lagi tersandera dengan kasus HAM dari waktu ke waktu. 

"Harus diselesaikan. Ini dari sisi humanisme saya yang bicara. Sebenarnya kasihan saya sama Prabowo, kenapa? karena dia tersandera. Harus diselesaikan, negara harus bertanggung jawab, harus diselesaikan di pengadilan," katanya.

Editor: Donald Karouw

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut