Alasan Jokowi Pilih Social Distancing Ketimbang Lockdown
JAKARTA, iNews.id - Karantina wilayah atau lockdown terus disuarakan sebagian pihak terkait terus bertambahnya jumlah pasien positif terinfeksi virus korona atau covid-19. Data per Rabu, 18 Maret 2020 menunjukan, jumlah pasien positif korona mencapai 227 kasus.
Juru Bicara (Jubir) Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini belum memutuskan lockdown karena kebijakan tersebut merupakan coba-coba dan tak terukur. Jokowi pun lebih memilih pembatasan sosial (sosial distance).
"Presiden Joko Widodo tidak memilih kebijakan karantina wilayah, tetapi memilih kebijakan pembatasan sosial. Dalam situasi pandemi Covid-19 sekarang, tak boleh ada kebijakan coba-coba yang tak terukur," kata melalui pesan singkatnya, Kamis (19/3/2020).
Fadjroel kemudian menyinggung soal efek kejut dari opsi lockdown yang diutarakan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Menurut dia, efek kejut dari opsi lockdown merupakan kebijakan yang kurang rasional dan tak terukur.
"Publik tak memerlukan kebijakan 'efek kejut' tapi kebijakan rasional dan terukur yang memadukan kepemimpinan organisasi, kepemimpinan operasional dan kepemimpinan informasi terpusat sebagaimana yang ditunjukkan Presiden Joko Widodo sebagai "panglima perang" melawan pandemi Covid-19," tuturnya.