Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Breaking News: KPK OTT di Riau!
Advertisement . Scroll to see content

Antisipasi Karhutla di Riau, Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca Digelar selama 11 Hari

Kamis, 18 Mei 2023 - 16:04:00 WIB
Antisipasi Karhutla di Riau, Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca Digelar selama 11 Hari
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melaksanakan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) digelar selama 11 hari. (Foto ist).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) digelar selama 11 hari dalam rangka mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. Operasi ini dilaksanakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk pembasahan lahan gambut.

“Kegiatan TMC di Riau yang dimulai pada 17 Mei 2023 rencananya akan dilaksanakan selama 11 hari kegiatan sesuai permintaan dari BRGM dimana kegiatan kali ini merupakan TMC kerjasama BRIN dan BRGM yang pertama yang di tahun 2023,” kata Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN, Budi Harsoyo dalam keterangan resminya, Kamis (18/5/2023).

Budi mengatakan bahwa operasi TMC dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjadi solusi permanen dalam upaya pengendalian bencana karhutla di indonesia. BMKG memprediksi fenomena El Nino yang akan terjadi tahun ini akan lebih tinggi indeksnya dari tahun sebelumnya yang mengakibatkan potensi bencana karhutla yang lebih besar.

Oleh karena itu seperti juga pelaksanaan TMC di tahun-tahun sebelumnya dilakukan lebih awal untuk tujuan pembasahan lahan gambut (rewetting).

“Target Operasi TMC kali ini adalah untuk menjaga tinggi muka air tanah gambut agar tetap berada di batas atas ambang batas (threshold) kekeringan, sehingga lahan gambut tidak mudah terbakar dan potensi kejadian karhutla dapat dikurangi,” ujarnya.

Budi menjelaskan kondisi cuaca yang relatif kering karena sebagian wilayah Provinsi Riau sudah mulai masuk musim kemarau ditambah semakin tingginya indeks NINO 3.4 yang mengindikasikan dimulainya fenomena El Nino menyebabkan potensi kemunculan titik panas (hotspot) yang menjadi asal muasal bencana kebakaran hutan dan lahan juga semakin meningkat.

Dari data sebaran titik panas yang tertangkap satelit NASA-MODIS yang dipublikasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam situs SIPONGI, pada bulan April 2023 lalu telah muncul setidaknya 130 titik panas dengan tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi (di atas 50%) di Provinsi Riau.

“Sedangkan untuk bulan berjalan, hingga 16 Mei 2023, tidak kurang dari 80 titik panas telah terpantau di Provinsi Riau,” kata Budi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan dari pantauan Sistem Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) yang dipublikasikan oleh BRGM, 17 dari 23 stasiun pemantauan tinggi muka air lahan gambut yang saat ini masih online menunjukkan status rawan.

“Artinya sebagian besar lahan gambut yang ada di Provinsi Riau sudah mengering dan ketinggian air dalam tanah sudah lebih rendah dari 40 cm di bawah permukaan tanah,” paparnya. 

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut