Antrean Panjang di Pelabuhan Ketapang, Khofifah Minta Menhub Tambah Armada Kapal
SURABAYA, iNews.id - Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengirimkan surat kepada Menteri Perhubungan (Menhub) menyikapi antrean panjang di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi beberapa waktu terakhir.
Surat tersebut meminta Kemenhub segera menambah kapal untuk beroperasi melayani penyeberangan lintas Ketapang - Gilimanuk.
Kapal yang diminta adalah kapal berkapasitas besar yang mampu melayani dermaga Landing Craft Machine (LCM) di Pelabuhan Ketapang.
“Surat resminya baru akan kami kirim Senin. Kami juga sudah berkirim surat kepada Dirjen Hubla dan Direktur Transportasi ASDP Ditjen Perhubungan Darat melalui Whatsapp," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur, Nyono, Sabtu (26/7/2027).
Selain meminta penambahan kapal, lanjut Nyono, Khofifah juga meminta Kemenhub mengaktifan Pelabuhan Jangkar di Situbondo. Namun dengan memilah terlebih dahulu truk yang bertonase 40 ton ke bawah melalui jembatan timbang Sedarum Pasuruan untuk dilewatkan Pelabuhan Jangkar.
Sebelum masuk Alas Baluran, harus ada deviasi kapal feri kapasitas besar dari Jangkar ke Gilimanuk.
“Pemprov Jatim memang tidak bertanggung jawab secara langsung terkait kemacetan di Pelabuhan Ketapang. Tapi masalah Ini tetap. menyangkut arus logistik dan mobilitas warga Jatim. Jadi, kami harus bersuara dan mendorong agar solusi segera hadir," kata Nyono.
Pengelolaan pelabuhan penyeberangan Ketapang sepenuhnya berada di bawah PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang.
Otoritas keselamatan pelayaran dan izin operasional kapal (clearance kapal) berada di bawah kewenangan Syahbandar Tanjung Wangi Dirjen Hubla dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub. .
Pihaknya mengaku telah menghubungi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XI Jatim-Bali untuk meminta percepatan respons atas surat Gubernur. “Kami sudah komunikasikan secara intens, surat sudah dikirim, dan kami terus mendorong agar segera ada penambahan kapal,” katanya.
Menurut Nyono, antrean panjang di Pelabuhan Ketapang menyusul penurunan jumlah kapal yang melayani penyeberangan ke Gilimanuk pasca peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada 2 Juli 2025 lalu.