Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PWI Gelar Berbagai Ajang Penghargaan Sambut HPN, Siapkan Hadiah Rp500 Juta Lebih
Advertisement . Scroll to see content

Arahan Jokowi ke Menteri, Berbicara kepada Pers Bukan Buat Genit

Selasa, 08 Februari 2022 - 14:29:00 WIB
Arahan Jokowi ke Menteri, Berbicara kepada Pers Bukan Buat Genit
Presiden Joko Widodo. (Foto Biro Pers Setpres).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menjelaskan bahwa arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kali sidang kabinet kepada para menteri, agar berbicara kepada pers, bukan buat genit. Namun para menteri berbicara kepada pers agar publik tahu pembantu presiden bekerja, dan mendapat kritik yang obyektif. 

“Ada saja orang yang pesimistis bahwa BLBI yang sudah 22 tahun akan sulit dan tidak ada perkembangan, sebelum itu saya minta dukungan pers dulu agar kami kuat. Alhamdulillah Satgas BLBI sudah 7 bulan bekerja sudah terkumpul 20 triliun, itu semua antara lain karena peran pers," katanya dalam Konvensi Media Nasional, Selasa (8/2/2022).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dalam Konvensi Media Nasional, Selasa (8/2/2022). (Foto dok Kemenko Polhukam).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dalam Konvensi Media Nasional, Selasa (8/2/2022). (Foto dok Kemenko Polhukam).

Mahfud MD mengatakan bahwa dirinya sebagai pejabat publik terus berbicara kepada media untuk mendapatkan dukungan publik dalam penetapan kebijakan di pemerintahan. 

“Bagi saya pribadi sebagai Menko Polhukam, Ketika saya mengatakan sesuatu yang penting dan sensitif, kadang saya sampaikan dulu kepada pers, agar mendapat dukungan publik, seperti saat saya bicara BLBI, sebelum orang lain menanggapi saya sudah konferensi pers dulu, jadi publik mendukung, sehingga ke depan lebih gampang," katanya.

Di sisi lain, Mahfud menggaris bawahi membangun model media massa berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dari kedisiplinan pekerja pers dalam mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme dan kualitas mereka. 

Bila ingin terus berkelanjutan menjadi pilihan publik yang terpercaya, menurutnya, pers tidak seharusnya menerapkan praktik jurnalisme yang menggampangkan proses dan menurunkan kualitas. 

Misalnya mulai dari menulis tanpa konfirmasi, menulis secara sepihak atau tidak cover both sides, memberi pemaknaan keliru pada sebuah peristiwa, memilih nara sumber yang tidak kredibel, hingga praktik Clickbait dengan membuat judul-judul berita yang menggoda namun melencengkan maknanya. 

“Tindakan seperti ini adalah praktik yang perlahan tapi pasti menggerus tingkat kepercayaan publik terhadap media, yang sejatinya menjauhkan upaya kita semua untuk membangun model media massa berkelanjutan,” ujarnya. 

Sementara, menurutnya, bila media massa menjalankan tugasnya dengan baik dan profesional, dimana para jurnalis mampu menciptakan ruang publik yang beradab, maka daya hidup pers akan lebih terjaga karena masyarakat selalu membutuhkan informasi terpercaya. 

“Pers dengan demikian juga bisa menjadi mitra pemerintah dalam memberikan masukan dan kritik, yang dalam berbagai kesempatan kerap menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan penting,” ujar Mahfud. 

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut