Bambang Widjojanto Ungkap 5 Indikasi Pilpres 2019 Dinilai Terburuk
JAKARTA, iNews.id - Pilpres 2019 dinilai sebagai kontestasi lima tahunan terburuk sepanjang sejarah. Ada lima indikasi penilaian tersebut.
Ketua Tim Hukum Capres Cawapres Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto mengatakan, indikasi pertama, ratusan petugas pilpres meninggal dunia. Indikasi kedua, ada temuan 400 ribu amplop berisikan uang dipakai oleh salah satu anggota DPR yang merupakan ketua tim pemenangan pasangan capres cawapres di daerah Provinsi Jawa Tengah.
"Salah satu hakim di MK itu mengatakan di Bawaslu yang 400 ribu amplop sudah diurus. Dia tidak paham fenomena gunung es yang ketangkap memang 400 ribu, tapi di atasnya? Disimpulkan dalam sidang (MK) tidak ada pengajuannya ke Bawaslu," ujar Bambang di acara diskusi bertajuk, Pemufakatan Curang Itu Adalah Fakta, di Media Center BPN Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2019).
Pria yang biasa disapa BW ini menambahkan, indikasi yang ketiga, yaitu masifnya keterlibatan kepala daerah terhadap dukungan kepada salah satu pasangan capres cawapres. Kemudian, indikasi yang keempat, yaitu adanya ketidakselarasan antara Bawaslu dengan Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakumdu).
"Menurut saya menjadi masalah bawaslu rekomendasinya harus A tapi Sentra Gakumdu bilang B. Ini kan sistemnya bermasalah," ucapnya.
Indikasi kelima, kata dia, Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah. "DPT itu jumlah penduduk kalau saya konversi itu adalah Nomor Induk Kependudukan (NIK). Pertama NIK rekayasa, kecamatan siluman, pemilih ganda, ada pemilih di bawah umur. Mau bilang kecurangan enggak ada, coy yang bener aja," ucapnya.
Editor: Kurnia Illahi