Belajar dari Krisis Sri Lanka, Megawati Dorong Indonesia Berdaulat Pangan
Selain itu, Megawati mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan bahan pangan utama selain beras. Yaitu seperti singkong, jagung, sorgum, umbi-umbian, pisang, porang, dan lainnya.
"Dua tahun yang lalu sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, saya telah memberikan instruksi, kepada seluruh jajaran ekskutif kami, yaitu yang disebut program menanam 10 tanaman pendamping beras, yaitu hanjali atau jali-jali, jagung, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas, dan ubi jalar,” urainya.
Mega juga menjelaskan bagaimana saat ini porsi konsumsi nasi oleh masyarakat sudah mencapai 60 persen. Diprediksi, Indonesia memerlukan hampir 319 juta ton beras pada 2045. Mega melihat angka itu sangat besar, dan jadi tantangan karena kendala seperti alih fungsi lahan pertanian, krisis iklim, kekeringan, gagal panen hingga ketidakpastian pandemi.
"Saya yakin, dengan kesadaran kita bersama, ditambah sosialisasi yang harus gencar, masif, akan pentingnya mengembangkan dan mengonsumsi bahan pangan selain beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, ancaman krisis pangan itu sekiranya dapat kita minimalisasi, atau tentu yang kita sangat berkeinginan tidak sampai terjadi," tuturnya.
Mega berpandangan, perlu kesadaran dan kerja gotong royong dalam mengembangkan food estate. Diperlukan peran para pengambil kebijakan, masyarakat, dan termasuk pentingnya peran mahasiswa-mahasiswi.
"Generasi muda, untuk menjadikan pangan sebagai sumber daya strategis yang menentukan mati-hidupnya suatu bangsa," ucapnya.
Editor: Rizal Bomantama