Belajar dari Pertahanan dan Keamanan Digital di Tengah Perang Rusia-Ukraina
Ukraina ingin rakyatnya, generasi mudan bahkan seluruh dunia, tahu bahwa dari awal Ukraina selalu menjaga harkat dan martabat bangsa dan siap menghadapi ancaman dari luar sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu memperkuat infrastruktur digital dalam negeri.
Ukraina dari awal telah melakukan reformasi atau memanfaatkan waktu terbaiknya seperti kata dr Sun Yat Sen untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam menghadapi situasi terburuk. Ukraina telah melakukan digitalisasi pemerintahan dan pelayanan dalam segala bidang jauh sebelum terjadinya ketegangan dengan Rusia. Oleh karena itu, semua aplikasi milik pemerintah Ukraina, seperti aplikasi paspor, aplikasi layanan kependudukan, sampai aplikasi bank telah berubah menjadi aplikasi yang berfungsi darurat, seperti mengajukan dana darurat dengan pemerintah maupun pemerintah Ukraina dengan negara asing yang mendukung Ukraina. Selain itu, aplikasi umum pemerintah bisa beralih fungsi untuk melayani kebutuhan rakyat selama peperangan terjadi.
Bagaimana dengan Indonesia?
Belajar dari persiapan maupun perencanaan dan pengalaman pemerintah Ukraina, para penjahat dunia digital segera menyadari bahwa sudah saatnya mengalihkan area dan wilayah “main” mereka ke Asia, terutama ke negara yang luas dan negara dengan hukum yang belum kokoh maupun kehidupan ekonomi rakyatnya masih penuh dengan kesenjangan. Untuk itulah sudah saatnya Indonesia menyadari akan pentingnya pengembangan dan pembangunan infrastruktur jaringan internet, terutama jaringan ke daerah-daerah pelosok.
Selain itu juga, perlu merekrut pemuda-pemuda yang melek teknologi digital dalam berbagai bidang pemerintahan, terutama bidang pertahanan keamanan negara maupun sipil, seperti TNI dan Polri.
Sudah saatnya pemerintah Indonesia memperkuat diri dengan mengembangkan sistem satelit sebagai contoh pertahanan dan keamanan negara. Indonesia harus memperkuat dasar atau basis digital untuk menjaga kedaulatan negara.