Berlandaskan Prinsip Bebas Aktif, Ini 5 Gagasan Ganjar terkait Kebijakan Luar Negeri Indonesia
 
                 
                Ganjar Pranowo mengangkat isu kontribusi industri kelautan di Indonesia yang masih belum optimal. Ia menekankan pentingnya melakukan inventarisasi pulau-pulau kecil di Indonesia untuk mencegah sengketa seperti yang terjadi dengan pulau Sipadan dan Ligitan.
Ganjar juga menyoroti perlunya optimalisasi keamanan di perairan Indonesia melalui kerjasama dan perjanjian internasional untuk mengukuhkan posisi Indonesia.
“Bangun kompleks industri pertahanan di dalam negeri, ini cikal bakalnya sudah ada hanya butuh keseriusan untuk ditangani,” kata Ganjar
Salah satu gagasan utama yang diungkapkan adalah potensi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Meskipun produksi beras di Indonesia saat ini masih rata-rata 5,9 ton per hektare, Ganjar berpendapat bahwa dengan pengelolaan yang tepat, produksi bisa mencapai 12 ton per hektare.
“Saya kira kalau bisa meningkatkan tujuh ton saja, maka produksi itu sudah luar biasa,” tuturnya.
Ganjar juga menekankan bahwa untuk mencapainya, diperlukan modernisasi, mekanisasi, dan intervensi pemerintah dalam pengelolaan pertanian.
“Itu artinya butuh modernisasi, Mekanisasi dan intervensi pemerintah. Termasuk dalam pengelolaannya,” katanya.
Ganjar Pranowo berbicara tentang potensi Indonesia untuk menjalin kerjasama di bidang industri dengan banyak negara. Ia berpendapat bahwa Indonesia memiliki modal untuk menjadi mitra dalam manufaktur alternatif.
Ganjar juga menyoroti hubungan dengan negara-negara yang memiliki keunggulan di industri tertentu atau sumber daya tertentu. Sebagai contoh, Indonesia memiliki cadangan kuarsa yang cukup besar, sehingga kerjasama dalam industri panel surya bisa menjadi peluang.
“Sebagai contoh kita punya cadangan parsi kuarsa yang cukup besar, kalau kita ingin buat industri panel surya kita bisa mengajak beberapa negara sahabat untuk bermitra,” ujarnya.