Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bos BI Minta Bank Segera Turunkan Bunga Kredit usai Purbaya Gelontorkan Dana Rp200 Triliun
Advertisement . Scroll to see content

BI Proyeksi Dampak Bencana Sumatra Pangkas PDB Nasional 0,017%  

Rabu, 17 Desember 2025 - 16:44:00 WIB
BI Proyeksi Dampak Bencana Sumatra Pangkas PDB Nasional 0,017%  
BI proyeksi dampak bencana Sumatra pangkas PDB nasional hingga 0,017 persen. (Foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) terus memantau dampak ekonomi akibat bencana yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara hingga Sumatra Barat. Diperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) turun hingga 0,017 persen.

Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman mengatakan, meskipun asesmen akhir masih memerlukan koordinasi data yang lebih lengkap, hitungan sementara menunjukkan adanya dampak negatif pada aktivitas ekonomi nasional.

“Sebagai asesmen kami sementara, metode yang dilakukan adalah melihat hilangnya aktivitas ekonomi selama 32 hari dan dampaknya itu kepada perekonomian memang agak negatif. Tetapi karena tadi masih perhitungan sementara, dalam PDB setahun ini perkiraannya baru minus 0,017 persen,” ujar Aida dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (17/12/2025).

Selain itu, ia menyampaikan rasa simpati mendalam dari jajaran bank sentral atas musibah tersebut.

“Izinkan saya menggarisbawahi kembali pesan yang selalu disampaikan oleh Pak Gubernur tentang rasa prihatin dan duka kami, keluarga besar Bank Indonesia atas bencana yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat,” ujar Aida.

Terkait pengaruh bencana terhadap kenaikan harga barang (inflasi), BI masih menunggu data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) milik BI pada minggu pertama, sudah terlihat adanya tren kenaikan harga di wilayah terdampak.

Aida mencatat bahwa meskipun komoditas seperti beras, telur ayam, dan bawang sudah mulai stabil, beberapa barang lainnya masih menunjukkan tekanan harga.

“Yang agak tinggi memang adalah daging ayam ras dan cabai rawit. Tetapi secara keseluruhan seperti disampaikan tadi hanya berada sedikit di atas titik tengah target inflasi mediumnya 2,5 persen,” ungkap Aida.

Guna menjaga stabilitas harga di daerah bencana, Bank Indonesia berkomitmen memperkuat koordinasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP). Langkah ini diharapkan dapat menekan laju inflasi volatile food (harga pangan bergejolak) agar tetap terkendali hingga akhir tahun.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut