Bikin Geger Aroma Busuk, 2 Kuintal Ayam Tiren Ditemukan di Rumah Kontrakan Bandung
BANDUNG, iNews.id - Warga Jalan Cipedes Hegar RT 03/03, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat dibuat geger dengan penemuan dua kuintal ayam mati kemarin (tiren) yang membusuk di dalam sebuah rumah kontrakan. Bau menyengat dari bangkai ayam ini sempat menghantui lingkungan sekitar selama sepekan terakhir.
Menurut Neng Hera (23) anak pemilik kontrakan, warga sempat dua kali menegur penghuni kamar yang dicurigai sebagai sumber bau tak sedap. Namun, teguran itu tidak dihiraukan.
“Alasannya nggak ada uang buat buang (ayam tiren),” ujar Hera, Selasa (10/6/2025) malam.
Karena kesal dengan pembiaran itu, warga akhirnya bertindak tegas. Pada malam yang sama, rumah kontrakan didobrak paksa. Pemandangan mengerikan langsung terlihat. Sembilan kantong plastik hitam besar berisi ayam-ayam busuk, sebagian sudah dipenuhi lalat hijau.
“Awalnya dikira ayam potong biasa, ternyata ayam tiren dari supermarket,” kata Hera.
Menurut penuturan Hera, penghuni kontrakan merupakan perempuan yang menyewa tempat tersebut selama satu bulan terakhir. Dia mengklaim ayam-ayam tersebut awalnya hendak dikembalikan ke penjual, namun karena tak berhasil menghubungi, ayam-ayam itu dibiarkan menumpuk begitu saja hingga membusuk.
Setelah penemuan mencengangkan itu, warga langsung melapor ke Polrestabes Bandung. Tak berselang lama, petugas dari tim Inafis Polrestabes Bandung dan Polsek Cicendo tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kanit Reskrim Polsek Cicendo, Iptu Dedi Sutisna mengatakan, ayam-ayam tersebut disimpan sejak Minggu (7/6/2025) dan rencananya akan digunakan sebagai pakan hewan.
“Penghuni kontrakan mengaku ayam tiren itu untuk pakan hewan,” ujarnya.
Iptu Dedi juga mengungkapkan penghuni kontrakan sempat menghilang setelah kejadian. Namun, berkat informasi dari warga, dia berhasil ditemukan di kawasan Ciroyom dan langsung dimintai pertanggungjawaban.
“Saat ini kami berkoordinasi dengan RT, RW, linmas, dan warga untuk menangani pembuangan ayam-ayam tersebut,” kata Dedi.
Editor: Donald Karouw