Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Abu Bakar Ba’asyir: Pak Jokowi Orang Kuat, Mudah-Mudahan Jadi Pembela Islam
Advertisement . Scroll to see content

Biografi Imam Abu Hanifah, Ulama Besar Pendiri Mazhab Hanafi

Selasa, 10 Oktober 2023 - 20:54:00 WIB
Biografi Imam Abu Hanifah, Ulama Besar Pendiri Mazhab Hanafi
Biografi Imam Abu Hanifah merupakan salah satu tokoh dalam sejarah Islam yang memainkan peran penting pengembangan pemahaman agama. (Foto: nu.or.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Biografi Imam Abu Hanifah merupakan salah satu tokoh dalam sejarah Islam yang memainkan peran penting pengembangan pemahaman agama. Dia seorang ulama besar yang dikenal sebagai pendiri mazhab Hanafi

Kelahiran dan perjalanan hidup beliau yang begitu luar biasa telah meninggalkan warisan penting dalam pemahaman terhadap Islam. Tulisan ini akan membahas mengenai biografi Imam Abu Hanifah, seorang ulama besar yang lahir di Kota Kufah, Irak pada tahun 80 Hijriah atau 699 Masehi dan kemudian wafat di kota Baghdad pada tahun 150 Hijriah atau bertepatan 767 Masehi.

Profil Imam Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah yang nama aslinya adalah Nu’man bin Tsabit bin Zutha lahir dalam keluarga yang saleh dan makmur. Ayahnya yang bernama Tsabit merupakan pedagang sutra yang memeluk agama Islam pada masa Khulafaur Rasyidin. Sejak usia dini, Abu Hanifah sudah menghafal Alquran dan da terus memperdalam hafalannya selama hidupnya. Bahkan, selama bulan Ramadan, dia mampu mengkhatamkan Alquran berkali-kali.

Meskipun lahir dalam keluarga pedagang, Abu Hanifah pada awalnya tidak terlalu tertarik pada pembelajaran agama. Sebagian besar waktunya dihabiskan di pasar membantu ayahnya dalam bisnis sutra. Namun, semuanya berubah ketika dia bertemu dengan ulama besar bernama Al-Sya’bi yang memberinya nasihat berharga.

"Kamu harus memperdalam ilmu dan mengikuti halaqah para ulama karena kamu cerdas dan memiliki potensi yang sangat tinggi," kata Al-Sya'bi kepada Imam Abu Hanifah.

Saran Al-Sya’bi memotivasi Abu Hanifah untuk mulai serius dalam mempelajari agama Islam. Meskipun dia tetap terlibat dalam bisnis keluarganya, dia mulai mengejar ilmu agama dengan penuh semangat.

Perjalanan Pendidikan dan Guru-Guru Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah seorang pencari ilmu yang berdedikasi. Dia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memperoleh pengetahuan agama yang mendalam. Salah satu aspek yang mencolok dalam perjalanan pendidikannya adalah keterbukaannya terhadap berbagai pemikiran dan aliran.

Guru-gurunya termasuk ulama besar seperti Atha' bin Abi Rabah, seorang ahli hadis terkemuka di Makkah dan Hammad bin Abi Sulaiman yang menjadi guru utamanya selama 18 tahun. Dari guru-gurunya ini, dia mempelajari berbagai aspek ilmu agama, termasuk tafsir, hadis, dan bahasa Arab. Beliau dikenal sebagai seorang yang tidak pernah puas dengan ilmu yang dimilikinya dan selalu merasa perlu untuk terus belajar.

Mendirikan Mazhab Hanafi

Salah satu kontribusi paling signifikan Imam Abu Hanifah terhadap dunia Islam adalah pendirian mazhab Hanafi. Mazhab ini dikenal dengan pemikiran yang rasional dan pendekatan fleksibel terhadap hukum Islam. Imam Abu Hanifah memadukan berbagai sumber hukum Islam, termasuk Alquran, hadis, qiyas (analogi), dan istihsan (pendapat yang dibenarkan) dalam pembentukan pendapat hukumnya.

Mazhab Hanafi berkembang dan tersebar di berbagai wilayah Islam, termasuk Afghanistan, Irak, Persia, Mesir, Turki, Cina, Rusia, dan Afrika Barat. Dia bahkan membawa mazhabnya ke Maroko, meskipun kemudian digantikan oleh mazhab Maliki di sana. Mazhab Hanafi dikenal dengan toleransi terhadap beragam pandangan hukum yang membuatnya relevan dan berpengaruh hingga hari ini.

Karya-Karya dan Pengaruhnya

Imam Abu Hanifah meninggalkan warisan besar dalam bentuk tulisan-tulisan ilmiah. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain:

1. Al-Faraidh: Sebuah kitab yang membahas masalah waris dan segala ketentuannya dalam hukum Islam.

2. Asy-Syurut: Kitab yang membahas perjanjian dalam Islam.

3. Al-Fiqh al-Akbar: Sebuah kitab yang membahas ilmu kalam atau teologi, dengan syarah (komentar) oleh ulama lainnya.

Selain karya-karyanya sendiri, Imam Abu Hanifah juga memberikan pengaruh besar pada para muridnya. Ada 4 murid terkenal yang mengikuti ajarannya dengan setia, yaitu Abu Yusuf, Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani, Zufar, dan Al-Hasan bin Ziyad al-Lu’lui. Mereka tidak hanya mempertahankan dan mengembangkan mazhab Hanafi, tetapi juga menggali lebih dalam prinsip-prinsip hukum yang dianut oleh Imam Abu Hanifah.

Sifat dan Akhlak Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah dikenal tidak hanya sebagai seorang ulama besar, tetapi juga sebagai seorang yang rendah hati dan penuh akhlak. Dia selalu bersikap terbuka terhadap berbagai pendapat dan siap menerima kritikan. Beliau percaya pendapatnya adalah sekadar pandangan pribadi, dan jika ada pendapat yang lebih baik, dia siap menerima dan merenungkannya.

Selama hidupnya, Abu Hanifah juga menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat. Dia selalu berpesan kepada murid-muridnya untuk menjaga adab dan berbicara dengan sopan ketika berhadapan dengan orang lain, terutama ulama lainnya. Dia ingin agar masyarakat merasa nyaman mendekatinya dan tidak terganggu oleh pendapat-pendapat orang lain di luar sana.

Imam Abu Hanifah juga terkenal dengan sikap toleransinya terhadap berbagai pemikiran dan pandangan. Dia bahkan pernah memuji Utsman bin Affan, sesuatu yang jarang terjadi di Kufah pada masa itu. 

Ketika ditanya tentang kebenaran fatwa yang diberikannya, beliau dengan tulus menjawab dia tidak tahu dengan pasti dan mungkin saja pendapatnya keliru. Kejujuran dan kerendahan hati seperti ini menunjukkan integritasnya sebagai seorang ulama dan pengajar yang besar.

Pengaruh pada Generasi Selanjutnya

Warisan Imam Abu Hanifah terus hidup melalui mazhab Hanafi dan pemikiran hukum Islam yang dia bantu bentuk. Pengikutnya, seperti Abu Yusuf dan Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani meneruskan tradisi pendidikan dan pemikiran hukumnya. Mereka menyusun karya-karya penting dan menjelaskan pendapat-pendapat Imam Abu Hanifah dengan lebih rinci.

Pemikiran Imam Abu Hanifah juga menjadi dasar bagi banyak pemikiran hukum Islam dan keputusan hukum dalam berbagai masalah dalam masyarakat Islam. Mazhab Hanafi tetap relevan dan dipelajari secara luas di seluruh dunia Islam hingga saat ini.

Itulah sedikit biografi Imam Abu Hanifah, seorang ulama yang patut dihormati dalam sejarah Islam. Dia bukan hanya seorang ulama besar, tetapi juga seorang yang rendah hati, toleran, dan selalu siap belajar.

Warisan pemikiran hukumnya dalam mazhab Hanafi tetap hidup dan berpengaruh hingga hari ini. Generasi selanjutnya terus menghormati dan mempelajari pemikiran beliau, mengikuti jejaknya dalam semangat pembelajaran, dan toleransi. Imam Abu Hanifah adalah sosok yang membawa cahaya ilmu dan kebijaksanaan bagi seluruh umat Islam.

Dengan memahami kontribusi dan kepribadian Imam Abu Hanifah, kita dapat mengambil inspirasi untuk meningkatkan pemahaman agama dan berperilaku dengan kerendahan hati, terbuka terhadap berbagai pandangan, serta siap untuk terus belajar dan berkembang. Semoga semangat beliau terus menginspirasi kita dalam perjalanan kehidupan dan keilmuan kita masing-masing.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut