Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tokoh Masjid Jogokariyan Ustaz Jazir ASP Wafat, Muhammadiyah: Kiprahnya Jadi Teladan
Advertisement . Scroll to see content

Biografi Kyai Haji Ahmad Dahlan, Pendiri Organisasi Muhammadiyah

Rabu, 04 Oktober 2023 - 17:59:00 WIB
Biografi Kyai Haji Ahmad Dahlan, Pendiri Organisasi Muhammadiyah
KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. (Foto ITB Ahmad Dahlan).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Biografi Kyai Haji Ahmad Dahlan sudah semestinya kita pelajari bersama sebagai calon generasi penerus bangsa. Beliau sosok yang mendirikan salah satu organisasi terbesar di Indonesia saat ini, yakni Muhammadiyah

Perannya dalam mengubah paradigma berfikir masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Yogyakarta begitu penting. Dahulu kebodohan masih sangat merajarela di kalangan masyarakat  dan banyaknya aliran-aliran Islam kejawen yang masih mempercayai TBC (Takhayul, Bid’ah, Khurafat)

Selanjutnya, inilah sosok Ahmad Dahlan yang bisa menjadikan Muhammadiyah organisasi yang besar dan berperan penting dalam kemajuan Negeri ini.

Profil Singkat Kyai Haji Ahmad Dahlan

Muhammad Darwis adalah nama asli Kyai Haji Ahmad Dahlan. Ia dilahirkan di Desa Kauman, Yogyakarta pada 18 November 1912. Dia anak keempat KH Abu Bakar, imam kepala dan khatib di Masjid Agung Kesultanan Yogyakarta.

Ia berasal dari garis keturunan Maulana Malik Ibrahim, wali songo yang ikut menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Ahmad Dahlan tinggal di Makkah selama 5 tahun setelah menunaikan ibadah haji

Ahmad Dahlan belajar tentang ide-ide reformasi Islam ketika berada di Mekah. Beberapa orang tersebut adalah Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah. Ia mengganti namanya dari Muhammad Darwis menjadi Ahmad Dahlan setelah menunaikan ibadah haji dan kemudian kembali ke Yogyakarta.

Sepulangnya dari Makkah, Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah. Istrinya pendiri Aisyiyah juga merupakan pahlawan rakyat. Ahmad Dahlan dan Siti Walidah dikaruniai enam orang anak.

Kemudian pada tahun 1903, Ahmad Dahlan tinggal di Makkah selama dua tahun. Ahmad Dahlan berangkat ke Tanah Suci untuk belajar bersama Syeh Ahmad Khatib yang juga merupakan guru KH. Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama.

Mendirikan Organisasi Muhammadiyah

Ide-ide reformis Islam inilah yang mempengaruhi Ahmad Dahlan untuk melakukan reformasi Islam di Indonesia. Ahmad Dahlan, selain berdakwah, merupakan pedagang batik dan anggota beberapa organisasi. Ia terkenal karena kepribadiannya yang suka berteman, toleran, dan berpikiran terbuka, serta berinteraksi dengan tokoh agama lain seperti Van Lith, seorang pendeta Katolik.

Pendekatan pendidikan menjadi fokus utama Ahmad Dahlan dalam berdakwah. Beliau menyadari bahwa persoalan pendidikan merupakan akar utama ketertinggalan umat Islam di Indonesia. Oleh karena itu, ia mendirikan organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912. 

Organisasi ini kemudian diresmikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1914. Muhammadiyah bergerak di bidang pendidikan dan keagamaan untuk memperbaiki kondisi umat Islam di Indonesia. Pada awal berdirinya Muhammadiyah hanya boleh beraktivitas di Yogayakarta saja.

Tujuan utama Ahmad Dahlan memastikan masyarakat memahami makna Alquran, tidak hanya membaca dan menghapalnya saja. Oleh karena itu, ia mengajarkan Alquran beserta terjemahan dan tafsirnya untuk memperdalam pemahaman agama.

Ahmad Dahlan merevisi sistem pendidikan pesantren. Ia mendirikan sekolah agama yang tidak hanya mengajarkan mata pelajaran agama tetapi juga pendidikan umum dan bahasa Belanda. Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S adalah salah satu contohnya.

Selain itu, Ahmad Dahlan memasukkan pelajaran agama di sekolah umum. Ia terus mendirikan dan membangun berbagai lembaga pendidikan, antara lain sekolah, masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik, dan panti asuhan.

Ahmad Dahlan mendirikan Persatuan Aisyiyah khusus perempuan pada tahun 1918. Ahmad Dahlan mendirikan Padvinder atau Pandu untuk para pemuda yang saat ini dikenal dengan nama Pramuka dengan nama Hizbul Wathan. Organisasi ini mengajarkan kedisiplinan generasi muda, mengenakan pakaian mirip seragam pramuka, dan berbaris dengan gendang.

Ajaran Ahmad Dahlan seringkali berbenturan dengan tradisi pada masanya. Ia sering di teror dengan hal-hal seperti lemparan batu dan kotoran hewan. Ahmad Dahlan dituding sebagai kyai palsu dan diancam dibunuh saat berdakwah di Banyuwangi. Lambat laun masyarakat mulai menerima perubahan yang diajarkannya dengan penuh kesabaran.

Dampak Positif Gerakan Pembaharu Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan menunjukkan bahwa Islam agama kemajuan yang mampu mengangkat derajat masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi. Perbaikan yang dilakukannya bermanfaat bagi Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Banyak generasi muda dan intelektual yang tertarik dengan metodenya dan menjadi anggota kelompok Muhammadiyah.

Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang dibangun atas dasar keyakinan dan nilai-nilai Ahmad Dahlan sehingga menarik perhatian para pemerhati Islam di seluruh dunia. Bahkan para penulis dan profesor dari banyak negara di Timur memusatkan perhatian pada Muhammadiyah sebagai kelompok yang progresif secara agama.

Akhir Hayat dan Warisan yang Tidak Terlupakan

KH Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal 23 Februari tahun 1923 dalam usia 55 tahun, akibat sakit paru-paru yang ia derita cukup lama. Walaupun beliau sudah tiada, tetapi warisannya masih hidup hingga saat ini. Muhammadiyah terus berkembang dan berperan besar dalam pendidikan dan sosial di Indonesia. 

Pesannya yang klasik, "Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan cari hidup di Muhammadiyah," tetap menginspirasi generasi penerusnya untuk berjuang demi peradaban yang lebih baik. Perjuangan dan kontribusinya dalam meningkatkan pemahaman agama, merombak sistem pendidikan, serta membentuk organisasi yang berdampak besar telah membantu membentuk Indonesia yang lebih maju dan beradab. 

Demikianlah biografi Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama besar yang bisa kita kenang dan jadikan contoh. Sebagai bangsa besar, kita tidak boleh melupakan dedikasi dan semangat beliau yang selalu menginspirasi generasi-generasi selanjutnya untuk berjuang demi masa depan yang lebih baik.

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut