Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Update Korban Longsor Cilacap, 3 Jenazah Kembali Ditemukan Total 16 Tewas
Advertisement . Scroll to see content

BNPB Sebut 6 Provinsi Langganan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, Ini Rinciannya

Rabu, 31 Mei 2023 - 16:53:00 WIB
BNPB Sebut 6 Provinsi Langganan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, Ini Rinciannya
BNPB menyebut ada 6 provinsi di Indonesia yang menjadi langganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada 6 provinsi di Indonesia yang menjadi langganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tiga ada di Sumatra dan tiga di Kalimantan.

“Sebenarnya ada 6 provinsi yang menjadi dalam tanda kutip langganan kebakaran hutan ini. Di Sumatra terdiri atas Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan. Di Kalimantan itu juga ada 3 yakni Kalimantan Barat, Tengah, dan Kalimantan Selatan,” ucap Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (31/5/2023).

Lebih lanjut, Aam sapaan akrab Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk waspada kejadian karhutla hingga puncak kemarau yang diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga Agustus 2023.

“Ada satu perhatian penting bahwa mulai dari Mei sampai nanti mungkin puncak musim kemarau ini adalah Agustus. Kita benar-benar harus mewaspadai kebakaran hutan dan lahan,” katanya.  

Sementara itu, Aam mengatakan kejadian kebakaran di kawasan gambut 95 persen merupakan faktor manusia.

“Jadi kalau misalnya kebakaran hutan kita berbicara gambut, mau tidak mau data kami di BNPB menyebutkan lebih dari 95 persen kebakaran hutan itu mungkin ada faktor manusia. Jadi bukan karena musim kering yang menyebabkan kebakaran hutan tapi ada faktor manusia yang berperan di situ,” tuturnya.

Aam pun menjelaskan perbedaan kebakaran hutan di lahan gambut dan nongambut.

“Berbeda dengan kebakaran hutan yang terjadi di lahan nongambut. Misalkan yang terjadi di NTT tetap faktor kekeringan bisa memicu. Tetapi kalau gambut faktor panasnya cuaca dan kekeringan di NTT itu panasnya lebih tinggi sehingga alang-alang itu dengan mudah terbakar,” kata Aam.

“Dan ini berbeda dengan gambut kalau dia nongambut, begitu objek yang terbakar habis maka apinya mati. Tapi kalau gambut, di atasnya bisa padam tapi kita lihat di bawahnya strukturnya masih cukup banyak (api),” tuturnya.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut