Reza menilai, gaya hidup urban modern menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya mikroplastik di atmosfer. Dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa dan 20 juta unit kendaraan, Jakarta menghasilkan limbah plastik dalam jumlah besar setiap hari.
“Sampah plastik sekali pakai masih banyak, dan pengelolaannya belum ideal. Sebagian dibakar terbuka atau terbawa air hujan ke sungai,” katanya.
Untuk mengatasi persoalan ini, BRIN mendorong langkah konkret lintas sektor dengan memperkuat riset dan pemantauan kualitas udara dan air hujan secara rutin di kota-kota besar. Selain itu, pengelolaan limbah plastik di hulu perlu dilakukan, termasuk pengurangan plastik sekali pakai dan peningkatan fasilitas daur ulang.
Dia juga mendorong industri tekstil agar menerapkan sistem filtrasi pada mesin cuci guna menahan pelepasan serat sintetis.
Selain itu, edukasi publik juga menjadi kunci penting. Reza mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik, memilah sampah, dan tidak membakar limbah sembarangan.
“Kesadaran masyarakat bisa menekan polusi mikroplastik secara signifikan,” ujarnya.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku