Bupati Bandung Dukung Kebijakan Dedi Mulyadi Sekolah Jam 6 Pagi, Tunggu Keputusan Menteri

BANDUNG, iNews.id - Bupati Bandung Dadang Supriatna mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mendorong agar sekolah dimulai lebih pagi yakni pukul 06.00 WIB. Namun dia menyebut kebijakan tersebut perlu menunggu keputusan resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Pada prinsipnya kami tidak keberatan dan juga memahami serta menyepakati. Tapi secara aturan, seluruhnya tergantung kepada keputusan Menteri Pendidikan Nasional,” ujar Dadang, Senin (9/6/2025).

Baca Juga

Diserang Wartawan Soal Pembunuhan Khashoggi, Trump Bela MBS di Gedung Putih

Menurut Dadang, sekolah yang dimulai pagi dinilai lebih baik dari sisi kesehatan dan dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. Dia menyebut jam masuk pukul 06.30 WIB sebagai waktu ideal untuk memulai proses belajar-mengajar.

“Secara kesehatan, sekolah pagi lebih baik dibandingkan sekolah siang. Kalau dimulai pukul 06.30, ini bisa membentuk kedisiplinan anak-anak,” katanya.

Baca Juga

Jam Malam Pelajar Berlaku di Hari Libur, Anak Sekolah Dilarang Keluyuran Malam

Dadang menambahkan, bagi siswa Muslim, waktu setelah salat subuh bisa dimanfaatkan langsung untuk bersiap ke sekolah. Sementara bagi siswa non-Muslim, dia menyebut kebiasaan masuk pagi juga tetap bermanfaat untuk kesehatan.

Baca Juga

Headline iNEWS.ID: DPR Kritik Ide Dedi Mulyadi Masuk Sekolah Jam 6 Pagi, Tak Efektif dan Bikin Siswa Mengantuk

Meski mendukung langkah Gubernur, Dadang menekankan pentingnya arahan dari pemerintah pusat agar kebijakan tersebut tidak menimbulkan kebingungan di tingkat daerah.

“Kami menunggu apakah arahan dari Menteri Pendidikan sesuai dengan harapan Pak Gubernur atau tidak,” ucapnya.

Baca Juga

DPR Kritik Ide Dedi Mulyadi Masuk Sekolah Jam 6 Pagi: Tak Efektif, di Kelas Ngantuk

Diketahui, Imbauan sekolah masuk pukul 06.00 WIB sebelumnya disampaikan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Namun, kebijakan ini menuai pro dan kontra di tengah masyarakat sehingga pelaksanaannya masih menunggu kejelasan.

Editor: Donald Karouw