BWI Ajak Kampus Jadi Nadzir Wakaf Uang, Wujudkan Alternatif Dana Abadi untuk Mahasiswa
Ia menegaskan, tantangannya adalah bagaimana menggali potensi wakaf uang dengan nilai Rp180 triliun per tahun. Maka BWI melakukan audiensi, seminar, konferensi, menulis di jurnal, bekerjasama dengan semua pihak, goes to campus, goes to pesantren dan lain sebagainya. Semua itu dalam rangka untuk memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam wakaf.
"Nah adik-adik sekalian kalau bisa mengajak anak-anak muda Indonesia menjadikan wakaf itu sebagai gaya hidup, saya kira kita akan membangun sebuah peradaban yang sangat dahsyat di Indonesia ini, jadi sekarang siapapun bisa berwakaf dengan angka yang sangat kecil, bisa Rp 10 ribu, bisa Rp 20 ribu," jelasnya.
Kamaruddin mengatakan kalau seluruh kelas menengah Indonesia bersama dengan mahasiswa juga melakukan gerakan wakaf yang sama, maka akan menghasilkan sebuah potensi yang sangat luar biasa.
Di tempat yang sama, Rektor UNS Prof Hartono mengatakan, UNS memiliki komitmen untuk terus berperan aktif dalam memajukan masyarakat. Salah satunya dengan mendukung dan memperkuat pengelolaan wakaf produktif yang berdamapk luas terhadap berbagai sektor, termasuk ekonomi, sosial dan pendidikan.
"Ruang lingkup nota kesepahaman antara UNS dan Perguruan Tinggi di Solo Raya dengan BWI akan memungkinkan kolabolaris dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama dalam hal peningkatan dan pengembangan kualitas SDM," Prof Hartono.
Hartono menyampaikan selain penandatangan nota kesepahaman, juga diselenggarakan seminar nasional untuk menggali potensi dan menghadirkan solusi terkait wakaf produktif.
"Dalam konteks pembangunan nasional, wakaf produktif dapat berkontribusi secara signifikan," katanya.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq