Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Mata Mahfud : Tegas tapi Penuh Senyum

JAKARTA, iNews.id - Menko Polhukam Mahfud MD menilai Jenderal TNI Andika Perkasa cocok jika dipercaya menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Diketahui Hadi akan pensiun pada bulan November.

Penilaian itu, kata Mahfud berdasarkan pengalamannya bekerja sama dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut selama kurang lebih dua tahun.

Baca Juga

Netanyahu Ingin Menyerang Iran, Trump Menentangnya

"Bagi saya sebagai Menko Polhukam yang sudah dua tahun bekerja sama dengan Pak Andika rasanya cocok," ungkap Mahfud, Rabu (3/11/2021).

Dia menyebut, Andika sebagai sosok yang tegas, namun murah senyum. Menurut Mahfud, nantinya jika disetujui dalam proses fit and proper test, Andika tinggal melanjutkan apa yang telah dikerjakan Panglima TNI sebelumnya.

Baca Juga

Miliki Harta Rp179,9 M, Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Hanya Punya 2 Mobil

"Tinggal melanjutkan apa-apa yang sudah kita kerjakan bersama dengan Pak Hadi Tjahjanto. Pak Andika itu tegas tapi penuh senyum dan selalu correct," tuturnya.

Baca Juga

Fit and Proper Test Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Digelar 4-5 November 2021

Lebih jauh, dia menuturkan, Andika memiliki kesamaan dengan Hadi Tjahjanto. Kesamaan itu, sambung dia, sama-sama seorang tentara yang profesional, humanis, serta memiliki kultur yang kental dengan Indonesia.

"Sama dengan Pak Hadi Tjahjanto, keduanya merupakan tentara yang profesional, humanis, dan kental dengan kultur Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, sambung dia, jika dilihat dari kacamata kompetensi dan profesionalitas, Andika merupakan pribadi yang berkualitas. Tak hanya itu, siapapun perwira tinggi TNI yang berada di pucuk pimpinan dari matranya masing-masing sudah pasti bukan orang sembarangan.

"Dari sudut kompetensi dan profesionalitas saya yakin Jenderal Andika sangat berkualitas," katanya.

Pertimbangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Andika, jelas Mahfud tentu sudah didasarkan pada tantangan dan kebutuhan aktual yang komprehensif. Dia menuturkan, pilihan Kepala Negara sudah tepat.

"Sesuai dengan hak prerogatifnya, presiden tidak diombang-ambingkan oleh opini yang tidak relevan," ujarnya.

Editor: Faieq Hidayat