Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Oknum Polisi Catcalling ke Perempuan di Jaksel Diperiksa Propam, Ngaku Cuma Iseng
Advertisement . Scroll to see content

Catcalling Berbeda dengan Bercanda, Ini Penjelasan Satgas PPKS Unair

Rabu, 03 Mei 2023 - 10:23:00 WIB
Catcalling Berbeda dengan Bercanda, Ini Penjelasan Satgas PPKS Unair
Ilustrasi catcalling
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kasus catcalling saat ini tengah marak terjadi di tengah masyarakat. Terlebih, hal itu dapat menyakiti hati dan menimbulkan dampak buruk bagi korban.

Catcalling banyak dilakukan orang dengan bersembunyi di balik kata bercanda. Padahal, kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Airlangga (Unair) Myrtati Dyah Artaria ada batasan yang membedakan keduanya.

Myrtati menjelaskan, catcalling adalah pelecehan seksual di ruang publik dengan memberikan kata-kata tidak senonoh kepada korban. Contoh catcalling adalah kata-kata, decakan, atau suitan yang bernuansa seksual.

"Jadi, ekspresi bisa verbal maupun nonverbal," ucap dia dikutip dari laman resmi Unair, Rabu (3/5/2023).

Namun, kata Myrtati, masih banyak orang yang sulit membedakan mana catcalling atau bukan. Sehingga, mereka menganggap kata-kata itu adalah sapaan keakraban.

Tak cuma itu, ada beberapa kasus catcalling yang mana pelakunya mengaku hanya mengeluarkan sebuah candaan. Padahal, hal tersebut membuat orang tersinggung.

“Menurut saya, orang-orang yang sering bersembunyi di balik kata bercanda sebaiknya jangan menggunakan hal-hal bersifat seksual,” tutur Myrtati.

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat bisa membedakan apa yang dimaksud catcalling dan candaan. 

Catcalling Bukan Bercandaan

“Cara membedakan catcalling, termasuk pelecehan atau candaan? itu adalah persepsi masing-masing. Jadi, sebaiknya semua menghindari melakukan catcalling. Karena meskipun dalam candaan, hal itu dapat membuat orang lain merasa direndahkan,” ucap Myrtati.

Namun, masih saja di luar sana orang-orang membuat dan mengelompokkan batasan catcalling menurut masing-masing perspektif. Pada nyatanya, catcalling yang seharusnya tidak memiliki batasan sehingga tidak boleh ada negosiasi di dalamnya.

“Catcalling tidak ada batasannya, jadi sebaiknya tidak melakukannya,” sambungnya.

Dari maraknya kasus catcalling itu, Myrtati mengingatkan masyarakat, khususnya mahasiswa Unair untuk dapat mencegah kejadian tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang wajar.

“Jangan lagi melakukan candaan bernuansa seksual. Karena masing-masing individu punya pengalaman hidup berbeda-beda. Mungkin juga ada trauma pada masa lalu sehingga kita tidak pernah tahu apa akibat dari candaan kita terhadap orang lain,” kata dia.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut