Cerita Ayah saat Pangkostrad Mayjen Maruli sempat Gagal Masuk Akmil
"Kerap kali membantu temannya yang berkekurangan dan bela kawan yang teraniaya. Dia juga sering berkelahi demi membela kawan dan bela sekolah," tuturnya.
Tahun 1988, kata Darius menyambung ceritanya, Maruli mengikuti tes Akademi Militer (Akmil). Menjadi seorang perwira, aku Darius memang salah satu keinginannya, dan kebetulan Maruli juga memiliki cita-cita yang sama.
"Beberapa bulan mau ikut tes, ternyata Maruli tidak bisa berenang. Terpaksa kursus berenang dulu hingga dia bisa berenang," katanya.
Akhirnya, selepas mengikuti tes tingkat Jawa Barat, Maruli lulus hingga sampai ketingkat berikutnya di Magelang. Di Magelang, Maruli masih cemerlang dari awal hingga memasuki babak akhir. Namun, keberuntungan belum berpihak padanya, Maruli gugur pada Pantukhir.
Setahun berikutnya, Maruli kembali mendaftarkan diri dan mengikuti serangkaian tes. Kali ini, keberuntungan telah melihatnya, di tahun 1989 resmi menjadi seorang Perwira Akmil.
Darius pun berharap, sang anak bisa mengemban tugasnya sebagai Pangkostrad dengan baik. Pesan terakhir yang diucapkan Darius, agar Maruli selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Sebagai orang tua, saya berharap Maruli mengemban tugasnya dengan baik, jiwa sosial seperti yang dilakukannya ketika menjabat sebagai Pangdam Udayana, terus dilakukan. Selalu mengandalkan dan dekat serta percaya kepada Tuhan," katanya.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq