Cerita Kiai Hasan Genggong Doakan Penjajah Belanda Segera Dapat Hidayah
Dia merupakan Kholifah kedua Pesantren Zainul Hasan Genggong dan intelektual yang produktif menulis kitab, yang meliputi bidang-bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Salah satu karyanya adalah kitab Nadham Safinatun Najah.
Dia berasal dari keluarga Alawiyyin dari marga Al Qodiri Al Hasani yang merupakan keturunan dari Sultanul Awliya al-Quthub al-Kabir Syekh Abi Muhammad Muhyidin Abdul Qadir al-Jailani, seperti dikutip NU Online.
Mendoakan Penjajah Dapat Hidayah
Pada zaman penjajahan Belanda, Kiai Hasan Genggong pernah mendapat kunjungan dari Charles Olke van der Plas dan rombongannya. Saat itu, van der Plas menjabat sebagai gubernur kawasan Jawa Timur. Dia meminta Kiai Hasan Genggong berkenan mendoakannya.
Kiai Hasan pun mengabulkan permintaan tamunya itu. Doa yang dipanjatkan yaitu Doa Qunut. Pilihan doa itu bukan tanpa alasan. Menurut Kiai Hasan, Doa Qunut dipanjatkan supaya van der Plas dan rombongan yang saat itu menjajah Indonesia bisa segera mendapatkan hidayah.
Kedatangan penjajah Belanda itu bukan tanpa sebab. Di kalangan ulama sepuh NU, Kiai Hasan Genggong merupakan sosok yang selalu diminta nasihat dan pertimbangan persoalan jam’iyah dan umat.
NU didirikan melalui tahapan proses musyawarah alim ulama, istikharah para ulama dan stempel pada ahli mukasyafah seperti Mbah Kholil Bangkalan, Kiai Hasan Genggong, dan ulama kekasih Allah yang lain. Prosesnya memakan waktu berbulan-bulan, sampai benar-benar siap lahir batin.