Cerita Wanda Hamidah soal Kekejaman Israel: Gaza Dibantai Setiap Hari, Habis-Habisan!
JAKARTA, iNews.id - Aktivis dan eks anggota DPR, Wanda Hamidah menceritakan kondisi terkini warga Palestina yang berada di Gaza, Palestina masih dibantai habis-habisan oleh Israel. Meskipun diketahui, Israel tengah berperang dengan Iran.
Wanda menjelaskan, saat ini, rakyat Palestina masih membutuhkan pertolongan. Melihat genosida Israel terhadap Palestina bahkan membuatnya sangat marah.
"Karena saat ini di Gaza sedang dibantai setiap hari habis-habisan, tak ada air bersih, makanan, tak ada obat-obatan," ujarnya dalam program Rakyat Bersuara di Youtube Official iNews bertema Iran Diserbu AS-Israel, Dunia Diambang Perang? pada Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, pada tanggal 12 Juni 2025 kemarin, dia berangkat ke Mesir dalam rangka Global March To Gaza. Aksi kemanusiaan tersebut dimulai dari titik di kawasan Mesir, yang mana terdapat checkpoint 1 dan checkpoint 2, yang mana tujuannya membuka blokade bantuan kemanusiaan bisa terakses di Gaza.
"Dengan tujuan membuka blokade Israel di Gaza dan membuka bantuan kemanusiaan di Gaza yang harus diterima oleh masyarakat Gaza, basic human right mereka, di antaranya air, makanan, dan obat-obatan tuk aksesnya dibuka," tuturnya.
Dia menerangkan, saat ini warga Palestina tengah dibantai habis-habisan setiap harinya. Masyarakat Palestina pun mengalami penderitaan karena nggak ada air bersih, makanan, dan obat-obatan.
Terlebih, kata dia, semua misi kemanusiaan untuk Gaza terputus sebagaimana yang terjadi di Mesir. Saat melakukan Global March To Gaza, mereka justru berhadapan dengan militer Mesir.
"Menjadi ironi, semua misi kemanusiaan, tak hanya civiliannya, rakyat sipilnya, tapi juga ada dokter, termasuk dalam conduct of war mereka harus dilindungi, termasuk jurnalis, wartawan, dokter, perawat, sampai petugas ambulans dibantai habis oleh Israel. Kami sangat sedih sekaligus marah karena tak ada negara yang pemerintahannya mampu menstop genosida ini," jelasnya.
Wanda mengungkap, tak hanya mereka, ribuan aktivis internasional dari berbagai negara menghadapi penghadangan oleh militer Mesir dengan cukup keras. Penghadangan dilakukan baik di darat maupun di udara.
"Ketika kami di sana, kami menyadari kami berhadapan dengan rezim militer Mesir yang cukup keras menghadang kami, mungkin teman-teman juga melihat, ribuan aktivis dari internasional, dari seluruh dunia itu sudah dihadang, baik di darat maupun dari pesawat," paparnya.
"Ketika mereka sampai turun dari pesawat saja mereka sudah dihadang, ketika mereka di Imigrasi mereka dihadang, ketika mereka di dalam hotel dihadang," ungkap Wanda lagi.
Di menambahkan, seolah negara-negara Timur Tengah pro terhadap Israel, begitu juga dengan Amerika. Sebabnya, negara Arab ataupun negara lainnya di Timur Tengah, tepatnya yang berbatasan dengan Palestina, mengambil sikap ambigu dan diam atas pembantaian yang terjadi di Palestina oleh Israel.
"Saya bisa lihat begitu tepatnya, karena negara-negara, terutama Arab ya karena negara Arab atau Timur Tengah itu langsung berhubungan dan berbatasan dengan Palestina. Nah kita bisa lihat semua negara yang menerima bantuan ekonomi dan militer dari Amerika pada akhirnya saya merasa mereka terpaksa harus ambigu, harus bersikap diam terhadap pembantaian yang dilakukan Amerika melalui tangan Israel," katanya.
Editor: Puti Aini Yasmin