Christine Hakim Menangis saat Bertemu WNI di Washington DC, Kenapa?
“Saya sudah mengikhlaskan apa yang terjadi saat itu. Namun, hal inilah yang membuat saya merasakan sendiri bagaimana bahayanya perpecahan yang menghantui negara kita. Jangankan sebangsa Tanah Air dan umat beragama, dalam keluarga saja bisa tidak rukun karena pilpres,” tutur Christine sambil mengusap air mata, Senin (11/2/2019) waktu setempat atau Selasa (12/2/2019).
‘Jangan di balik-balik, Ibu. Yang haram dijadikan halal, dan yang halal dijadikan haram. Yang wajib mau dijadikan sunnah, yang sunnah dijadikan wajib,” ujarnya mengulang apa yang dia ucapkan kepada perempuan yang melontarkan ujaran tadi.
Menanggapi kisah ini, salah seorang WNI bertanya di mana posisi dukungan perempuan Indonesia dalam pemilu saat ini? Wakil Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan TKN Lathifa Al Anshori mengatakan, pada Januari 2019 ini, persentase pemilih perempuan yang memilih Jokowi-Ma’ruf mencapai 57 persen atau naik dari 49,1 persen di November 2018 berdasarkan survey LSI Denny JA.
”Jadi meskipun ada yang teriak emak-emak di sana, buktinya lebih banyak perempuan Indonesia yang memilih Pak Jokowi karena visi dan misinya untuk pemberdayaan perempuan jelas,” kata Lathifa.
Rombongan TKN datang ke Wahington DC dipimpin mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Dalam kesempatan ini Lutfi mengatakan, kesuksesan Jokowi memperbaiki sistem di Indonesia sudah dimulai dari saat masih menjabat sebagai wali kota Solo. Saat itu dirinya menjabat sebagai Kepala BPKM.