Contoh Soal USBN Bahasa Indonesia Kelas 12, Lengkap dengan Jawabannya
Jawaban: E
2. Cermati Kutipan Cerita berikut!
Hari bergulir ke Maghrib. Dan si nenek masih saja di tempat semula, nyaris tak beranjak, memunguti dedaunan yang selalu saja berguguran di halaman. Tubuh tuanyayang kusut basah oleh keringat. Napasnya terengah-engah. Ketiga orang itu tak bisa berbuat lain, kecuali menjaganya. Ketika maghrib tiba, dan orang-orang melakukansembahyang, si nenek masih saja memunguti dedaunan. ”Siapa dia?” bisik salah seorang jemaah kepada temannya, ketika merekameninggalkan masjid. Tentu saja tak ada jawaban, selain ”entah”. ”Nek, istirahatlah… ini sudah malam.” ”Kalau Bapak mau pulang, silakan saja… biarkan saya di sini dan melakukanini semua.” ”Nek, mengapa nenek menyiksa diri seperti ini?” ”Tidak. Saya tidak menyiksa diri. Ini… mungkin bahkan belum cukup untuk sebuah ampunan,” ucapnya sambil menghapus air matanya.
Haji Brahim terdiam. Mencoba mereka-reka apa yang telah diperbuat si nenek di masa lalunya. Lama setelah kisah itu sampai kepadaku, aku tercenung. Rupanya, menurut Haji Brahim kepadaku, nenek itu hadir mungkin sebagai contoh. ”Mungkin juga diamemang berdosa besar—sesuai pengakuannya kepada saya,” ucap Haji Brahimkepadaku beberapa waktu lalu. ”Dan… dia melakukan semacam istighfar denganmengumpulkan sebanyak mungkin daun yang ada di halaman, mungkin begitu… sayatak yakin. Yang jelas, mata kami jadi terbuka. Sekarang masjid kami cukup ramai.”Pasti banyak yang mau menyapu halaman,” godaku. ”Iya… ha-ha-ha… benar.” ”Memangnya bisa begitu, Ji?” ”Maksudnya, ampunan Allah? Ya, saya yakin bisa saja. Allah MahaBerkehendak, apa pun jika Dia berkenan, masak tidak dikabulkan?” ucap Haji Brahimtenang. Aku terdiam. Kubayangkan dedaunan itu, yang jumlahnya mungkin ribuan helai itu,melayang ke hadirat Allah, membawa goresan permohonan ampun. Shalawat Dedaunan karya Yanusa Nugroho.
Mengapa nenek tua itu bersikeras ingin membersihkan halaman masjid dengan mengambil daun yang berguguran satu per satu?
A. Karena ingin memberikan pelajaran kepada pengurus masjid agar mereka membersihkan halaman masjid.
B. Karena ingin melakukan perbuatan baik untuk sesama yang ada di sekitarnya.
C. Karena melakukan istighfar untuk memohon ampunan dari Allah atas dosa-dosanya.
D. Karena nenek itu seorang yang sangat berdosa kepada Allah.
E. Karena ingin menyiksa diri untuk melupakan kesedihan akibat dosa-dosanya.
Jawaban: C
3. Perhatikan cuplikan karya sastra berikut ini
Menitik air mata anak sunatan itu ketika jarum bius yang pertama menusuk kulit yang segera akan dipotong. Lambat-lambat obat bius yang didesakkan dokter spesialis daridalam tabung injeksi menggembung di sana. Dan anak sunatan itu menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan sakit yang perih, sementara dagunya ditarik ke atasoleh pakciknya, agar ia tidak melihat kecekatan tangan dokter spesialis itu menukar-nukar alat bedah yang sudah begitu sering dipraktikkan. Kemudian kecemasan makin jelas tergores di wajah anak sunatan itu. Ia mulai gelisah. Di sekeliling pembaringan ─ dalam cemas yang mendalam─ satu rumpun keluargaanak sunatan itu terus menancapkan mata mereka kearah yang sama; keseluruhannyatidak beda sebuah lingkaran di mana dokter anak lelaki itu sebagai sumbu. Mereka semua masih bermata redup. Kelelahan semalam suntuk melayani tetamu yang membanjiri tiga teratak di depan rumah, belum hilang dalam masa sesingkat itu.
Panggilan Rasul Karya: Hamzad Rangkuti
Hal yang menjadi standar budaya dari cuplikan karya sastra di atas adalah ...
A. Menitikkan air mata ketika merasa sakit.
B. Adanya sunatan bagi anak lelaki.
C. Tukar-menukar alat bedah.
D. Satu rumpun keluarga menyaksikan sunatan.
E. Membentuk lingkaran dengan satu sumbu.
Jawaban: B
4. Hal yang jelas berbeda dari sastra Indonesia dan sastra terjemahan adalah ...