Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 6 Contoh Teks Sambutan Ketua Panitia 17 Agustus untuk Acara Resmi Nan Meriah
Advertisement . Scroll to see content

Contoh Teks Drama Singkat Untuk Anak Sekolah

Rabu, 04 Oktober 2023 - 18:02:00 WIB
Contoh Teks Drama Singkat Untuk Anak Sekolah
Contoh teks drama singkat untuk anak sekolah. (Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

5. Judul: Lomba Masak

Reni, Ria, Untari, dan Susi sedang duduk-duduk di teras rumah Ria. Di atas meja terhidang minuman dan sepiring pisang goreng. Peristiwa itu terjadi pada suatu sore hari.

Reni: "Bagaimana Ri, kau sudah mendapat ide?"

Ria: (Penuh tanda tanya). "Sebetulnya sudah, tapi… apakah kalian setuju dengan ideku ini?"

Untari dan Susi: (Hampir bersamaan). "Coba katakan, apa idemu?"

Ria: "Begini (diam sebentar). Kita buat saja masakan dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kebetulan kami panen pisang dan singkong, kemarin. Nah, kita bisa memanfaatkan kedua bahan itu."

Untari: "Tapi… apakah masakan kita tidak memalukan? Sebab, singkong dan pisang hanya bahan murah."

Susi: "Benar pendapat Untari, tentunya kelompok kita akan membuat masakan dari bahan yang lebih baik dan lebih mahal."

Reni: "Tetapi aku setuju dengan pendapat Ria. Dengan bahan yang sederhana kita pun dapat membuat makanan yang enak. Kebetulan kakakku pernah membuat makanan dari bahan singkong dan pisang. Jadi, kita dapat belajar dari dia."

Ria: "Ya, ibuku pun pernah memasaknya, dan hasilnya… Kami semua senang."

Untari: (Bernada khawatir). "Tapi… Bagaimana dengan kelompok lain?"

Susi: "Wah, mereka pasti akan memasak makanan yang enak dan mahal."

Reni: "Ah, makanan mahal belum tentu enak rasanya. Dan kita harus mengingat kemampuan kita."

Ria: "Betul kata Reni, sebaliknya makanan yang murah belum tentu tidak enak. Maka, sekarang kita putuskan saja, kelompok kita, kelompok II, akan membuat makanan dari bahan singkong dan pisang."

Reni: "Ya, aku setuju, bagaimana Untari, dan kau Susi?"

Untari: (Bernada pasrah). "Bisa begitu… Ya sudahlah, aku setuju."

Susi: "Aku juga setuju."

6. Judul: Malin Kundang

Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama sang putri.

Malin: "Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar)". 

Puteri: "Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda".

Mande: (berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang) "Malin! Kau kah itu, Nak?" (berteriak-teriak kegirangan).

Puteri: "Siapakah wanita tua itu Kanda?"

Malin: (menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah perahu) "Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia".

Mande: "Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini Malin?"

Malin: "Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini!" (berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya).

Mande: (mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) "Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun, jika ia benar anakku si Malin Kundang maka hukumlah dia yang telah durhaka itu". (Sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan).

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya. 

Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua.

7. Judul: Impian Masa Depan

Suatu ketika, empat orang sahabat sedang berkumpul untuk membicarakan mengenai rencana mereka di masa depan. Mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.

Toni: "Nanti kalau kalian misalnya dihadapkan dua pilihan, kerja di perusahaan besar, tapi gajinya kecil, atau kerja di perusahaan kecil, tapi gajinya besar. Kalian lebih pilih yang mana?"

Linda: "Yaa kalau aku pilih yang di perusahaan kecil, tapi gajinya besar".

Norman: "Aku tak setuju! Lebih baik di perusahaan besar, ya, walaupun gajinya kecil. Kalau kita bekerja di perusahaan besar, masa depan kita lebih terjamin pastinya".

Toni: "Kalau kamu bagaimana, Am?"

Ami: "Kalau aku sih yang penting potensi ke depannya baik. Tak apa-apa sementara gaji kecil, tapi asalkan nanti ke depannya bisa cukup menjanjikan bagiku".

Toni: "Itu artinya kamu memilih bekerja di perusahaan besar daripada perusahaan kecil kan? (sambil menunjuk Ami)".

Ami: "Iya benar!"

Norman: "Kalau kamu sendiri, Ton?"

Toni: "Ya kalau aku kurang lebih sama dengan pilihan Ami. Kita kan lihat keberlanjutan nantinya di masa depan. Kalau gaji kita besar, tapi tidak ada keberlanjutan jenjang kariernya, buat apa juga?" (menengadahkan tangan sambil menggelengkan kepala).

Norman: "Iya benar juga sih kata kamu. Paling penting itu jenjang karier masa depan nanti".

Linda: "Iya sepertinya sih pilihan yang paling tepat ya memikirkan efek jangka panjangnya. Buat apa gaji besar tapi hanya sementara. Lagi pula, perusahaan kecil juga lebih rawan bangkrut kan?"

Ami: "Oke, sekarang kan kita sudah tahu apa efek memilih pekerjaan ke depannya. Jadi nanti waktu kita melamar kerja setelah lulus, kita harus pertimbangkan dulu untung ruginya buat masa depan kita".

Norman dan Toni: "Siippp!"

Editor: Johnny Johan Sompotan

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut