Cuaca Panas, Jemaah Haji Banyak Terserang Flu dan Batuk
JAKARTA, iNews.id - Banyak jemaah haji Indonesia yang beribadah di Tanah Suci terserang flu dan batuk. Masjid di sekitar hotel terdapat jemaah yang tetap salat di masjid meski kondisi tidak fit.
Selain karena cuaca panas, kondisi fisik jemaah juga menurun seiring dengan aktivitas ibadah jemaah yang naik, tidak hanya salat wajib di Masjidil Haram.
Pakayanto (62), jemaah asal Papua kloter 17 yang ditemui usai salat mengaku sudah tiga hari lebih batuk-batuk dan flu. Salah satu pemicunya, dia minum air dingin sehingga mengakibatkan radang tenggorokan.
“Sudah tiga hari lebih batuk dan flu, mungkin karena cuaca dan minum air dingin,” kata Pakayanto, dikutip dari website Kemenag Selasa (19/7/2022).
Kondisi serupa dialami Abdurrahman (39) jemaah asal Makassar, yang sudah dua hari mengalami sakit batuk dan flu yang tak kunjung reda. Meski sudah diberi obat oleh dokter yang siaga di hotel, batuk-batuk masih belum hilang.
Pemicunya juga sama, karena minum air dingin saat cuaca terik, dan kelelahan karena mobilitasnya dari hotel ke masjid untuk ibadah.
Sudah lima hari lebih juga dialami oleh Nurnis (64) jemaah haji asal Jambi yang mengalami sakit flu dan batuk. Dia bercerita, jika ada jemaah lain batuk, maka dia pun batuk-batuk. Dia sudah berkonsultasi ke dokter lalu diberi obat batuk dan flu.
“Kalau jemaah lainnya berhenti batuk, maka batuknya juga berhenti, terutama saat di masjid, saya jadi heran sendiri,” tuturnya.
Koordinator Emergency Medical Team (EMT), dr Donny Mulizar, sebagai petugas di Klinik Kesehatan Haji Sektor tiga mengatakan, saat ini rata-rata jemaah mengalami sakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Gejalanya meliputi hidung mampet, baik di sinus hidung atau paru-paru, pilek, batuk, sakit tenggorokan, pegal-pegal,dan kelelahan.
"Setiap jemaah yang berkonsultasi karena mengalami sakit ISPA kita berikan obat untuk dua hari, bila belum reda, kita berikan lagi. Memang obat yang diberi ke jemaah tidak untuk tiga hari sekaligus, selain karena keterbatasan obat, juga jemaah cenderung tidak menghabiskan obat tersebut bila sudah sembuh, sisa obatnya terbuang,” kata Donny.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq