Cuaca Sangat Terik, Jemaah Haji Diimbau Tak Nekat ke Jabal Rahmah
JAKARTA, iNews.id - Jemaah haji Indonesia mulai menjalani wukuf di padang Arafah. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada musim haji 2023, perputaran waktu hari Arafah terpanjang hingga mencapai 15 jam.
Ini menjadi siang hari Arafah terpanjang sejak 33 tahun terakhir.
Kasi Bimbingan Ibadah PPIH Arab Saudi, Daker Madinah Yendra Al Hamidy, menyebut waktu wukuf di padang Arafah tetap, mulai zawal atau tergelincirnya matahari pada 9 Zulhijjah.
"Karena panjangnya siang, suhunya panas, jangan keluar tenda. Perbanyak ibadah, dzikir, doa, di dalam tenda. Sering-sering keluar tenda itu berisiko," katanya, Selasa (27/6/2023).
Apalagi, jika nekat naik ke Jabal Rahmah. Langkah tersebut akan menguras tenaga. Soal kedisiplinan, dia meminta jemaah haji saatnya istirahat dan makan, harus dimanfaatkan betul-betul.
"Waktunya makan, harus makan. Insyaallah, yang sudah disediakan, luar biasa. Jangan lupa, sering minum, jangan menunggu haus," ucapnya.
Setelah melaksanakan wukuf, jemaah haji kemudian berangkat ke Muzdalifah untuk mengambil batu kerikil sebanyak 49 hingga 70 butir, yang akan digunakan untuk melontar jumrah bagi jemaah yang akan melaksanakan nafar awal di Mina. Sedangkan jemaah haji yang akan melaksanakan nafar tsani mengambil 70 butir batu untuk melontar jumrah.
Setelah mengambil batu, jemaah haji secara bertahap kembali ke Mina untuk menginap atau mabit. Pada tanggal 10 Zulhijjah atau 28 Juni, jemaah menuju ke jamarat untuk melontar jumrah aqobah.
Pada tanggal 11 Zulhijjah atau 29 Juni, jemaah kembali ke jamarat untuk melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah dengan menggunakan masing-masing 7 butir batu kerikil. Hal yang sama juga dilakukan pada tanggal 12 Zulhijjah atau 30 Juni, di mana jemaah haji kembali ke jamarat untuk melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah dengan 7 butir batu kerikil.
Bagi jemaah haji yang melaksanakan nafar awal, mereka bersiap untuk kembali ke Makkah sebelum matahari terbenam. Sementara bagi jemaah yang melaksanakan nafar tsani, mereka akan menginap satu malam lagi di Mina.
Kemudian pada tanggal 13 Zulhijjah atau 1 Juli, jemaah kembali ke jamarat untuk melontar jumrah dengan menggunakan 7 butir batu kerikil, dan setelah itu mereka kembali ke Makkah.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq