Dawam Rahardjo, Pemikir Islam yang Tak Letih Berjuang
JAKARTA, iNews.id – Ucapan belasungkawa dan doa mengalir deras untuk kepergian cendekiawan muslim Profesor M Dawam Rahardjo tutup usia, Rabu (30/5/2018). Bagi orang-orang dekat, sahabat, dan murid-muridnya, Dawam tak sekadar pembaharu Islam, tetapi juga sosok yang konsisten menegakkan prinsip.
Ucapan duka cita antara lain disampaikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan pengurus pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
”Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengucapkan bela sungkawa dan menyampaikan duka yang mendalam atas berpulangnya Bapak M Dawam Raharjo. Allahummghfirlahu warhamhu waafihi wa’fuanhu,” tulis PBNU dalam akun resmi mereka, @nahdlatululama, Rabu (20/5/2018).
Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya menggambarkan Dawam sebagai pemikir besar yang selalu gigih berjuang.
”Duka cita yang sangat mendalam atas wafatnya Pak Dawam Rahardjo. Pemikir besar yang fasih, aktivis yang gigih, dan pemberdaya yang tak pernah letih. Semoga almarhum mulia di sisinya. Salah satu cita-cita terakhir beliau: merealisasikan Desa Pancasila,” cuit Erani.
Politikus Partai Golkar Indra J Piliang menyebut Dawam sebagai pembaharu Islam di Indonesia. ”#17November2017 Djohan Effendy wafat di Australia. #30Mei2018 Dawam Rahardjo meninggalkan alam fana. Bersama Ahmad Wahib, Trio Djohan-Dawam-Wahib adalah sosok-sosok pembaharuan Islam di Indonesia. Innalillahi. #SketsaGerilyawan,” tulis dia.
Dawam Rahardjo wafat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Rabu (30/5/2018) sekitar pukul 21.55 WIB. Daam sebelumnya dirawat karena menderita sakit komplikasi.
Dawam lahir di Solo, Jawa Tengah, 20 April 1942. Menamatkan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1969, Dawam kemudian dikenal sebagai seorang ekonom Indonesia.
Rekam jejaknya sebagai akademisi, tokoh LSM, dan cendekiawan muslim Indonesia sangat panjang. Dawam antara lain pernah menjabat Direktur LP3ES (1980 - 1986), guru besar ilmu ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (1993), Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Pusat (1995 - 2000), Ketua tim penasihat presiden BJ Habibie (1999), Rektor Universitas Islam 45 Bekasi (1994 - 2004), dan Rektor UP45 Yogyakarta (The University of Petroleum) (2013-2017).
Selama hidupnya, Dawam menuangkan berbagai pemikirannya tentang politik, ekonomi, pluralisme, dan keislaman dalam buku dan artikel di berbagai media massa. Bukunya antara lain, Esai-esai Ekonomi Politik (1983), Deklarasi Mekah: Esai-esai Ekonomi Islam (1987), Habibienomics: Telaah Pembangunan Ekonomi (1995), dan Paradigma Alquran: Metodologi dan Kritik Sosial (2005).
Penerima Yap Thiam Hien Award pada 2013 ini juga dikenal sebagai tokoh ekonomi kerakyatan. Pemikiran itu tertuang dalam buku Ekonomi Politik Pembangunan yang diluncurkan pada 2014.
Editor: Zen Teguh