Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Momen Cristiano Ronaldo Hadiri Jamuan Makan bersama Donald Trump dan Pangeran Arab Saudi 
Advertisement . Scroll to see content

Dedi Mulyadi Diadukan ke Komnas HAM Buntut Kirim Siswa Nakal Jabar ke Barak Militer

Jumat, 09 Mei 2025 - 14:27:00 WIB
Dedi Mulyadi Diadukan ke Komnas HAM Buntut Kirim Siswa Nakal Jabar ke Barak Militer
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi diadukan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada Kamis (9/5/2025). Pengaduan dilakukan buntut kebijakan Dedi mengirim siswa nakal di Jabar ke barak militer.

"Saya beserta kuasa hukum saya dari LBH Pendidikan Indonesia mengadukan Gubernur Jawa Barat Pak Dedi Mulyadi terkait dengan kebijakan beliau yang memasukkan siswa dengan permasalahan perilaku ya, kalau bahasa beliau yang nakal akan dimasukkan ke barak dan dididik oleh militer. Nah saya, selalu orang tua murid di Jawa Barat tidak setuju dengan kebijakan ini," kata Adhel Setiawan, orang tua murid asal Babelan, Kabupaten Bekasi, Jabar kepada wartawan, Jumat (9/5/2025).

Adhel ingin kebijakan Dedi dihentikan. Pasalnya, kebijakan ini sarat akan dugaan pelanggaran HAM.

Dia menilai Dedi Mulyadi tidak mengerti falsafah pendidikan. Menurut dia, pendidikan seharusnya bertujuan memanusiakan manusia.

"Artinya, anak didik itu bukan tanah liat atau benda yang harus dibentuk. Tapi anak didik itu adalah subjek atau manusia yang harus dibimbing atau ditumbuhkan potensi tumbuh kembang serta bakatnya, bukan dibentuk," tutur dia.

Dedi mengatakan permasalahan kenakalan remaja dikarenakan mereka tidak didengar ihwal apa yang diinginkan. Sehingga, hal itu menjadi tugas guru, orang tua beserta pemerintah yang memegang kebijakan tentang pendidikan.

"Bukan ujug-ujug dibawa ke militer lalu dibina, dididik ala-ala militer. Nah ada enggak jaminan selama dibina di barak ini mereka tidak diintimidasi, tidak dibentak, tidak dimarahi," tuturnya.

"Buktinya kemarin saya baca di berita-berita itu mereka bangun jam 4 pagi, tidur jam 10 malam, dipakein baju militer, diajarin baris-berbaris, rambut dibotakin dan lain sebagainya. Nah ini terbuka peluang yang sangat besar untuk terjadinya pelanggaran HAM," katanya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut