Dubes AS Sambut Kunjungan Santri dan Kiai Madrasah Digital Garut
Dalam kesempatan itu, dia pun berbagi beberapa hal atau tip kepada pelajar Indonesia yang berminat mendalami ilmu di negeri Paman Sam. “Saat ini, ada hampir 8.000 orang Indonesia yang belajar di AS,” ucapnya.
Pihak Kedubes AS juga menyediakan waktu kepada Sufi Azkia Salma, seorang siswa MAN 10 Jakarta yang sukses mengikuti progran pertukaran pelajar dan tinggal belajar di Amerika selama satu tahun melalui “YES Program”, untuk memberikan testimoninya. Sufi mengaku senang dan sangat beruntung dapat kesempatan untuk tinggal di Negara Bagian Utah AS selama satu tahun untuk menimba pengalaman di negeri adidaya itu.
“Pokoknya banyak sekali sukanya dibanding duka yang saya dapat selama di sana, Saya belajar banyak tentang perbedaan dari banyak orang yang sama-sama berlatar belakang dari perbedaan negara, bahasa, agama, kulture dan kebudayaan,” ujarnya.
Selain Sufi, ada beberapa mahasiswa magang dari AS yang hadir dalam pertemuan kemarin, yakni Alexa dan Linci. Mahasiswi dari Princeton University juga mempresentasikan video social experiment, salah satunya tentang reaksi warga AS ketika melihat ada pemuda Muslim yang mendapat perundungan. Sementara, Linsi berkesempatan menceritakan kiprahnya menjadi atlet cabang atletik AS.
Kunjungan santri dan kiai 29 pondok pesantren Garut ke Kedubes AS kemarin adalah yang pertama kalinya berlangsung dalam program “Dialog Keberagaman dan Pendidikan Amerika”. Kegiatan itu juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Garut, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, Forum Komunikasi Kelompok Informasi Masyarakat (FK-KIM) Garut, dan Baznas Kabupaten Garut.