Fakta Menarik Mahfud MD Dampingi Bacapres Perindo Ganjar Pranowo: Pernah Duduki 3 Jabatan Trias Politica
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD resmi dipilih menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo. Mahfud dikenal memiliki rekam jejak yang panjang dalam dunia politik Indonesia.
Lahir di Madura pada 13 Mei 1957 dengan nama lengkap Mohammad Mahfud Mahmodin, dia juga memiliki karier akademis yang cemerlang. Sejak nama Ganjar Pranowo dicetuskan sebagai calon presiden oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mahfud MD tidak jarang digadang-gadang menjadi cawapres pendampingnya.
Untuk mengenal lebih dekat sosok Mahfud MD, yuk simak 3 fakta menariknya.
Mahfud MD merupakan salah satu tokoh yang pernah menduduki posisi di tiga cabang trias politica. Dia pernah berpengalaman di bidang eksekutif sebagai menteri di era Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Joko Widodo.
Dalam bidang yudikatif, Mahfud pernah menjabat puncak kekuasaan kehakiman sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Dia juga pernah menjadi anggota DPR periode 2004-2009, cabang legislatif dari trias politika.
Figur seperti Mahfud MD dinilai memiliki integritas yang baik dan sangat berpeluang untuk diajukan oleh koalisi manapun. Selain berpengalaman di tiga cabang trias politica, Mahfud tidak pernah sekali pun terjerat kasus korupsi.
Mahfud MD juga adalah seorang pengajar dan guru besar. Dia merupakan Guru Besar Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sebelum menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Gus Dur pada 2001.
Mahfud MD juga merupakan guru tetap Fakultas Hukum UII, dan dosen pertama yang meraih gelar doktor pada 1993. Dia menjadi Guru Besar pada usia 41 tahun, usia yang terbilang sangat muda.
Lalu, dia menjabat asisten ahli rektor madya, menyalip seniornya pada waktu itu. Dirinya pun dikukuhkan menjadi guru besar setelah mengabdi sebagai dosen UII selama 12 tahun.
Mahfud MD juga merupakan sosok yang lekat dengan Nahdlatul Ulama, terlebih kedekatannya dengan Gus Dur. Latar belakangnya yang besar di Madura juga semakin menegaskan statusnya sebagai bagian dari NU.
Secara kultural, Mahfud diakui lahir dan besar di lingkungan NU. Jauh sebelum bergulat di UGM untuk menimba Ilmu Sastra dan Budaya serta Hukum Tata Negara untuk jenjang S2 dan S3, Mahfud pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Mardhiyah, Kecamatan Waru, Pamekasan, Madura.
Dengan latar belakang ini, pada 2013 nama Mahfud pernah diusung oleh para Kiai se-Jawa untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden 2014. Alasan yang diungkap oleh KH Maimoen Zubair, karena kejujuran dan kecerdasan Mahfud MD.