Forjukafi dan PBNU Bersinergi Perkuat Literasi Wakaf
JAKARTA, iNews.id – Forum Jurnalis Zakat dan Wakaf Indonesia (Forjukafi) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersatu padu memperkuat literasi wakaf di Indonesia. Pertemuan antara Ketua Umum Forjukafi, Wahyu Muryadi dan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (21/3/2024) menjadi momentum penting untuk meningkatkan peran wakaf dalam pembangunan bangsa.
Forjukafi, wadah bagi jurnalis yang peduli terhadap perkembangan wakaf, mendorong peningkatan peran wakaf melalui literasi. Wahyu Muryadi menjelaskan bahwa wakaf bukan hanya sebatas masjid, madrasah, dan makam (3M), tetapi telah berkembang menjadi wakaf produktif.
Wakaf produktif memungkinkan pokok wakaf tetap aman dan terjaga, sementara hasil atau keuntungannya dapat disalurkan kepada penerima manfaat (mauquf alaih). Dana wakaf produktif bahkan dapat digunakan membangun infrastruktur seperti Rumah Sakit (RS) untuk masyarakat dhuafa.
Gus Yahya menyambut baik upaya Forjukafi dalam meningkatkan literasi wakaf. Beliau menegaskan bahwa wakaf adalah amanah yang harus dikelola dengan amanah dan profesional.
Peningkatan kapasitas nazhir, pengelola wakaf, juga menjadi perhatian Forjukafi dan PBNU. Dengan SDM yang mumpuni, potensi wakaf yang besar dapat dioptimalkan dan manfaatnya dapat dirasakan secara luas oleh umat.
Kerja sama Forjukafi dan PBNU diharapkan dapat mendorong percepatan pengembangan wakaf di Indonesia. Forjukafi, dengan kekuatan jurnalismenya, akan menyebarkan informasi dan edukasi terkait wakaf kepada masyarakat.
"Literasi wakaf masyarakat harus ditingkatkan terlebih dahulu," kata Wahyu dalam pertemuan dengan Gus Yahya di PBNU, Kamis (21/3/2024).
Sementara PBNU, dengan jangkauan luasnya, akan membantu menjembatani potensi wakaf dengan kebutuhan masyarakat. Sinergi ini diharapkan dapat mengantarkan wakaf Indonesia menjadi instrumen yang efektif dalam mewujudkan kesejahteraan umat.
"Wakaf adalah amanah, pertanggungjawabannya ke Allah, jadi harus amanah dan profesional mengelolanya," ujar Gus Yahya.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq