Formula-E Ditunda, Mahfud Duga Anies Takut Rugi karena Korona
JAKARTA, iNews.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi menunda Formula E. Penundaan itu diduga terkait penyebaran virus korona.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menduga penundaan itu karena Anies menghitung untung rugi jika Formula E tetap digelar di tengah marak virus korona.
"Itu mungkin kalau enggak banyak orang yang nonton (Formula E) kan rugi juga, lalu ditunda, barangkali," katanya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).
Mahfud mengaku tidak mengetahui pasti alasan penundaan ajang Formula E. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menyebut ajang Formula E ini merupakan gagasan Anies.
"Yang tahu alasan penundaan itu tentu Pak Anies karena memang Pak Anies yang punya program itu. Program Formula-E itu dia yang mengumumkan dulu bahwa akan ada itu, lalu dia juga yang kalau harus ditunda, dia juga menunda," tuturnya.
Hanya saja, jika alasan penundaan itu karena Jakarta rentan terdampak virus Korona, Mahfud tak sependapat. Menurut dia, sampai saat ini kondisi ibu kota dalam keadaan yang aman.
"Menurut saya sih keamanan dan situasi Jakarta itu biasa-biasa saja, enggak ada kepanikan yang luar biasa," ujarnya.
Sebelumnya, Anies menegaskan Formula E di Jakarta tidak akan digelar pada Juni 2020. Dia akan membahasnya bersama pihak terkait di waktu kemudian.
"Kami memutuskan menunda pelaksanan Formula E di bulan Juni. Waktu pelaksanaan akan dibahas kemudian. Tetapi di bulan Juni sudah ditetapkan itu tidak dilaksanakan," katanya.
Anies mengatakan pembatalan ini memperhitungkan keselamatan bagi warga Indonesia khususnya Jakarta. Menurut dia, kehadiran warga negara asing tak dapat dielakkan jika Formula E tetap digelar.
Dampak perekonomian dengan adanya Formula E, Anies mengaku, bukanlah prioritas. "Kami tidak ingin mengorbankan keselamatan warga demi pencapaian perekonomian. Memang Formula E ini memberikan dampak ekonomi yang besar, tapi bila punya risiko untuk warga, maka kita tunda," ujarnya.
Editor: Djibril Muhammad