Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Lubang Buaya: Tragedi G30S Legenda Lama, dan Aura Mistis Masih Ada
Advertisement . Scroll to see content

G30S PKI: Sejarah, Kronologi, Tujuan, dan Latar Belakangnya

Selasa, 27 September 2022 - 17:15:00 WIB
G30S PKI: Sejarah, Kronologi, Tujuan, dan Latar Belakangnya
G30S PKI: sejarah, kronologi, tujuan (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - G30S PKI menjadi salah satu peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indonesia. Gerakan 30 September 1965 PKI atau G30S PKI bisa dikatakan sebagai suatu penghianatan paling besar yang terjadi pada bangsa Indonesia.

Tragedi ini melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan juga Partai Komunis Indonesia atau PKI. Peristiwa ini menewaskan sejumlah jenderal TNI AD, yakni Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo. 

Korban lainnya adalah Lettu Pierre Andreas Tendean yang merupakan ajudan dari Panglima TNI AH Nasution.
Untuk mengetahui sejarah dan kronologi G30S PKI, simak ulasan iNews.id berikut ini.

G30S PKI: Sejarah, Kronologi, Tujuan

Sejarah Singkat G30S PKI

G30S PKI terjadi pada 1965 dan dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang merupakan pemimpin PKI.

Gerakan ini juga dipimpin oleh lima orang, dimana tiga diantaranya merupakan perwira militer, yakni Letnan Kolonel Untung (Komandan Batalyon 1 Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa), Letnan Kolonel Abdul Latief (Komandan Brigade Infanteri 1 Kodam V/Jaya), dan Mayor Udara Soejono (Komandan Pasukan Pengawal Pangkalan PAU Halim). 

Sedangkan dua sisanya berasal dari kalangan Biro Khusus PKI, yaitu Sjam Kamaruzzaman dan Pono.
Tujuan dari gerakan ini adalah untuk merebut kekuasaan pemerintah yang sah.

Gerakan ini dilakukan dengan menculik para perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Ada enam perwira tinggi TNI yang menjadi menjadi korban dalam peristiwa ini antara lain adalah, Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Sedangkan Panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama berhasil meloloskan diri.

Kronologi G30S PKI

Peristiwa G30S PKI dimulai dengan penculikan tujuh jenderal, namun Jenderal AH Nasution berhasil meloloskan diri.

Sedangkan tiga dari tujuh jenderal, yakni Ahmad Yani, MT haryono, dan D.I Panjaitan, telah lebih dahulu di rumah mereka. Rentetan peristiwa itu kemudian berlanjut dengan pendudukan kantor berita Radio Republik Indonesia (RRI) oleh Gerakan 30 September.

Pada pukul 7 pagi, RRI menyiarkan pesan yang berasal dari Untung Samsuri, Komandan Cakrabirawa.
Letkol Untung menyiarkan pengumuman melalui RRI bahwa Gerakan 30 September ditujukan kepada Dewan Jenderal yang berencana melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno. 

Berita tentang G30S ini kemudian menyebar pada 1 Oktober 1965 dan menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat.

Kemudian penumpasan G30S PKI dilakukan dibawah pimpinan oleh Mayjen Soeharto.

Tujuan G30S PKI

Berikut ini beberapa tujuan G30S PKI menurut Sutan Remy Sjahdeini dalam buku Sejarah Hukum Indonesia, yakni:
1. Mengkudeta pemerintahan Presiden Soekarno
2. Menghancurkan NKRI dan menjadikannya sebagai negara komunis.
3. Menyingkirkan TNI AD dan merebut kekuasaan pemerintahan.
4. Mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.
5. Mewujudkan cita-cita ideologi komunis yang akan membentuk pemerintah komunis sebagai alat mewujudkan masyarakat komunis.
6. Usaha tersebut dilakukan dalam jangka panjang dari generasi ke generasi secara berlanjut.
7. Selanjutnya bahwa kegiatan yang dilakukan tidak pernah terlepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut