Ganjar Bakal Bangun SMK Gratis di Tiap Kabupaten dan Kota: Anggarannya Rp50 Triliun
Dia mengatakan, pemerintah sebagai pemangku kepentingan akan menjembatani pihak sekolah dengan perusahaan untuk meneken kerja sama. Program itu diharapkan akan membuka kesempatan bagi anak dari keluarga miskin untuk sekolah dan mendapatkan hak kesetaraan pendidikan.
Sejalan dengan itu, program Ganjar-Mahfud itu juga diproyeksikan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, sehingga bangsa Indonesia bisa lebih siap dan matang menuju Indonesia Emas 2045.
"Ini menjadi prioritas pertama karena kebutuhan anak-anak kita hari ini kalau kita tanya juga pekerjaan, kalau kita bisa desain dari awal pendidikannya, bisa langsung ketemu industrinya, di-bridging pemerintah, maka ini bukan cerita mustahil karena sudah kami praktikkan," tutur Ganjar.
"Maka ini akan jadi program yang secara sistematis bisa menuntaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan kualitas SDM kita," ujarnya.
Sebagai langkah awal, Ganjar akan menggunakan skala prioritas dengan mengutamakan pembangunan SMK Gratis di daerah terpencil atau remote area yang infrastruktur pendidikannya masih sedikit.
Dari sana, Ganjar mendorong pengentasan kemiskinan secara struktural yang dimulai dari tingkat keluarga, sehingga secara nasional angka kemiskinan bakal ikut menurun.
"Kalau nanti kita akan bergerak dengan skala prioritas, mungkin lulusan SMP, tsanawiyah banyak, kita bisa berikan tempat itu jauh lebih banyak, apalagi di remote area. Ketika kami berjalan ke tempat-tempat yang jauh lebih terpencil dan infrastrukturnya kurang, rasanya itu penting untuk kita jadikan prioritas," ucap Ganjar.
Pada launching tersebut, Ganjar juga membantu satu anak dari keluarga miskin bernama Obit. Dia tinggal bersama neneknya, Sagiyem dan adiknya. Sagiyem sehari-hari hanya bertani. Dia sangat ingin Obit bisa melanjutkan pendidikan hingga tuntas, namun terkendala mahalnya biaya pendidikan.
Sagiyem dan Obit pun sangat senang dengan adanya program SMK Gratis dari Ganjar-Mahfud yang bisa mewujudkan mimpi anak-anak dari keluarga miskin lainnya.
Editor: Rizky Agustian