Ganjar Pranowo Mampu Menciptakan Pendidikan Inklusi, Ini Buktinya
Acara tersebut dihadiri oleh bupati, wali kota dari sembilan daerah, dan perwakilan penyandang disabilitas, termasuk Kevin Kurniawan dari perkumpulan penyandang disabilitas Kabupaten Banyumas.
Kevin menyoroti pentingnya keberadaan Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk beberapa jenis disabilitas tertentu. Dia mengakui bagi penyandang paraplegia (kelumpuhan), pendidikan inklusi masih bisa menjadi pilihan yang layak.
Ganjar menegaskan pada PPDB SMA/SMK negeri di Jateng akan ada jalur khusus bagi difabel untuk bersekolah di sekolah umum melalui program inklusi. Menanggapi pernyataan Kevin, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Uswatun Khasanah, menyampaikan apresiasi dan menjelaskan tidak ada batasan kuota bagi difabel yang ingin bersekolah di sekolah umum inklusi.
“Bagi yang mempunyai kebutuhan khusus seperti autis, memang dia harus di SLB. Tapi bagi difabel fisik itu semua sekolah wajib mengakomodasi. Di PPDB nanti ada jalur khusus offline untuk rekan-rekan yang difabel,” ujarnya.
Pada pembangunan sekolah di wilayah yang belum memiliki sekolah negeri, Uswatun menekankan perlunya melakukan asesmen kebutuhan. Dari hasil Musrenbang, banyak usulan terkait pembangunan sekolah (SMA/SMK) yang telah direalisasikan, menunjukkan komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di berbagai daerah.
Ganjar menekankan Musrenbang adalah platform untuk menyerap aspirasi langsung dari masyarakat. Dia memastikan sekolah khusus (SLB) dan pendidikan inklusi di Jateng bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak yang memiliki disabilitas.
Sebelumnya, di Kabupaten Magelang, Ganjar Pranowo juga telah menegaskan dukungan penuh terhadap inklusivitas di sekolah-sekolah di Jateng. Setiap sekolah diizinkan untuk menjadi inklusif, memberikan pilihan kepada siswa untuk memilih sekolah umum sebagai alternatif dari SLB, dengan pemerintah siap menyelesaikan berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam proses ini.
Langkah-langkah ini menunjukkan Pemprov Jateng berkomitmen menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, adil, dan mendukung perkembangan setiap anak tanpa memandang status disabilitas mereka. Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadopsi praktik pendidikan inklusi yang berkelanjutan.
Editor: Rizky Agustian