Gelar Dugderan Pascapandemi, Wali Kota Semarang: Ibadah Ramadan Bisa Maksimal
“Kami menghimbau tetap mewujudkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, kalau di tempat ramai ya tetap pakai masker,” tuturnya.
Mbak Ita menekankan, pada intinya agar warga bisa menjaga diri di masing-masing kegiatan.
Selain itu, dia memberitahukan kepada warga agar tidak melaksanakan buka ataupun sahur bersama di jalan raya. Pihaknya menegaskan akan menyediakan tempat-tempat untuk kegiatan tersebut.
“Kami juga menghimbau kepada masyarakat agar dalam melaksanakan kegiatan buka dan sahur bersama harus melaksanakan sesuai dengan titik-titik lokasi yang ditentukan Pemkot Semarang. Kami menghimbau agar dalam kegiatan sahur dan buka bersama tidak dilakukan di jalanan karena sudah ada Peraturan Wali Kota yang melarang itu,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho mengungkapkan, tema Dugderan kali ini adalah "Simpul Penguatan Kemajemukan Budaya Menuju Pemulihan Ekonomi". Tema tersebut mengandung arti kebangkitan perekonomian masyarakat Kota Semarang setelah pandemi Covid-19 berakhir.
Berbeda dari dua edisi sebelumnya saat pandemi, pada tahun ini rangkaian acara digelar secara penuh tanpa ada pembatasan. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang Jalan Pemuda untuk mengikuti kirab.
Antusiasme warga masyarakat untuk menyaksikan pawai Dugderan juga terlihat di Masjid Agung Kauman Semarang dan Masjid Agung Jawa Tengah.
Rangkaian Dugderan sendiri telah dimulai pada Senin (20/3/2023) dengan karnaval yang diikuti para pelajar SMP di Kota Semarang. Kemudian, dilanjutkan dengan puncak acara berupa kirab budaya pada Selasa (21/3/2023).
Editor: Rizqa Leony Putri