Gempa Merusak Guncang Sukabumi-Bogor Bukan Dipicu Aktivitas Vulkanis, Ini Analisis BMKG
JAKARTA, iNews.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa merusak yang mengguncang Sukabumi hingga Bogor bukan dipicu aktivitas vulkanis. BMKG memastikan getaran kuat tersebut murni akibat gempa tektonik kerak dangkal.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut analisis rekaman sensor seismik menunjukkan adanya gelombang S (shear) dengan frekuensi tinggi. Hal ini menjadi bukti gempa tidak berkaitan dengan aktivitas gunung api.
“Bukti bahwa gempa Sukabumi-Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa (waveform) hasil catatan Sensor Seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (shear) yang tampak kuat dengan komponen frekuensi tinggi. Fakta ini sekaligus memastikan gempa bumi yang terjadi bukan dipicu gempa vulkanis,” ujar Daryono, Senin (22/9/2025).
BMKG mencatat gempa utama (mainshock) memiliki magnitudo M4,0 dengan kedalaman 7 km. Episenter berada di darat, tepatnya di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.
Jenis gempa ini dikategorikan sebagai gempa tektonik kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki pergerakan mendatar atau strike-slip fault.
Getaran gempa dirasakan warga di sejumlah wilayah. Di Kabandungan dan Kalapanunggal intensitas mencapai III-IV MMI, di Pamijahan dan Leuwiliang tercatat III MMI, sementara di Bogor terasa II-III MMI. Bahkan, di Palabuhanratu dan Depok tercatat II MMI.
Gempa ini menimbulkan kerusakan ringan pada rumah warga di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan. Laporan sementara mencatat lima rumah terdampak dan 20 jiwa harus menghadapi situasi darurat.