Gerindra Sebut Ada yang Panik dengan Gerakan 2019 Ganti Presiden
JAKARTA, iNews.id - Koalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi) dinilai panik dengan masifnya gerakan 2019 ganti presiden. Gerakan tersebut semakin mendapat tekanan dari kelompok tertentu dan ada kesan pembiaran dari aparat keamanan.
"Ini ada kesan kepanikan rezim, sehingga aparat keamanan tidak bertindak tegas kepada orang yang dekat dengan rezim." ujar anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade di Jakarta, Minggu (5/8/2018).
Roda Tiga Konsultan (RTK) dalam surveinya menyebutkan, sebanyak 61,1 persen masyarakat mengetahui gerakan 2019 ganti presiden. Sebanyak 42,7 persen setuju dengan gerakan ganti presiden dan 43,4 persen tidak setuju.
Selain itu, survei juga dilakuan dengan mengelompokkan batas usia tertentu. Dalam survei itu, masyarakat berusia 17-40 tahun mayoritas memilih setuju 2019 ganti presiden. Sementara yang berusia di atas 40 tahun sebagian besar tidak setuju.
"Pemilih berusia 17-40 tahun yang setuju gerakan ganti presiden sebanyak 42,1 persen, sedangkan yang berusia di atas 40 tahun sebanyak 31,8 persen," ujar Direktur Riset RTK, Rikola Fedri ketika merilis hasil surveinya di Jakarta, Minggu (5/8/2018).
Survei dilaksanakan mulai 23 Juli sampai 1 Agustus 2018 di 34 provinsi di Indonesia. Survei menggunakan metode stratified systemic random sampling dengan melibatkan 1.160 responden. .Margin of error sebesar 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Editor: Kurnia Illahi