Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ketua PBNU Buka Suara soal Konflik Internal Elite, Dipicu soal Isu Tambang? 
Advertisement . Scroll to see content

Gus Yahya Sebut Hak Veto Dewan Keamanan Lemahkan Legitimasi PBB dan UDHR

Jumat, 15 Desember 2023 - 15:27:00 WIB
Gus Yahya Sebut Hak Veto Dewan Keamanan Lemahkan Legitimasi PBB dan UDHR
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya bersama sejumlah tokoh Amerika Serikat usai berbicara di Univeristas Princeton, Amerika Serikat, Rabu (13/12/2023). (Foto: Ghufron Siroj/Lembaga Infokom dan Publikasi PBNU)
Advertisement . Scroll to see content

“Namun, ketika negara-negara lain memanfaatkan peluang yang diberikan oleh keterbukaan, keamanan, dan stabilitas sistem internasional pascaperang, kekuatan Barat yang tadinya hegemonik kini mengalami kemunduran, dan dunia multi-kutub pun mulai muncul,” ujarnya.

Hal ini, kata dia, merupakan momen berbahaya dalam sejarah dunia, terutama karena adanya potensi penyalahgunaan kekuatan politik dan militer.

“Di tengah dunia yang semakin multi-kutub, kekuatan Barat dan budaya Barat saja tidak cukup untuk mempertahankan, apalagi menguatkan dan meningkatkan, tatanan internasional berbasis aturan yang didedikasikan untuk menjaga kedaulatan nasional dan hak asasi manusia,” ujar dia.

“Yang menjadikan situasi ini semakin berbahaya adalah penyalahgunaan kekuatan politik, militer, dan budaya Barat untuk menerapkan standar ganda, sambil mengklaim menegakkan konsensus internasional pascaperang, sehingga melemahkan kredibilitas Barat di mata negara-negara Global South,” tuturnya.

Kendati demikian, Gus Yahya meyakini masih ada harapan untuk mengatasi tantangan tersebut. Dia memandang kerja sama antarumat manusia dari berbagai agama dan negara menjadi langkah penting dalam mengatasi tantangan global.

Gus Yahya mendorong penyelarasan ajaran agama dengan konsensus internasional pasca-Perang Dunia II dan memobilisasi komunitas masing-masing untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan harmonis dengan menghormati persamaan hak dan martabat setiap individu.

“Salah satu langkah penting adalah menyelaraskan ajaran agama kita dengan konsensus internasional yang muncul setelah Perang Dunia Kedua dan memobilisasi komunitas kita masing-masing untuk membangun tatanan dunia yang didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat,” ujarnya.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut