Gus Yahya soal Diminta Mundur dari Ketum PBNU: Harus Sesuai Mekanisme Resmi
JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa setiap pernyataan maupun keputusan dalam tubuh Nahdlatul Ulama harus merujuk pada sistem aturan dan konstitusi organisasi yang sudah baku. Dia menegaskan, NU memiliki sistem aturan dan konstitusi yang jelas.
"Jadi, statement-statement, ataupun artikulasi-artikulasi, baik lisan maupun tertulis dari siapapun, itu semuanya harus diukur dengan aturan-aturan dan regulasi yang ada dalam sistem konstitusi organisasi,” ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya dalam konferensi pers, Minggu (23/11/2025) malam.
Dia menyatakan, hasil rapat harian syuriah yang sebelumnya menimbulkan kegaduhan juga akan dinilai berdasarkan ketentuan AD/ART NU. Menurutnya, setiap proses organisasi harus berjalan sesuai mekanisme resmi agar tidak menimbulkan pertentangan yang tidak perlu.
Pertemuan tersebut dihadiri sekitar 50 kiai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Hadir pula Syekh Ali Akbar Marbun dari Medan, Sumatera Utara, seorang Rais Syuriah sekaligus anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) pada Muktamar ke-34 di Lampung empat tahun lalu.
Menurutnya, para kiai sepuh yang hadir menyampaikan satu suara penyesalan atas apa yang terjadi dalam rapat harian syuriah beserta risalah yang beredar.
"Tidak ada suara lain dari para kiai yang hadir ini selain menyesalkan apa yang terjadi dengan rapat harian suriah yang lalu berikut yang disebut hasil berupa risalahnya," ucap Gus Yahya.
"Semuanya menghendaki agar segala sesuatu yang jadi masalah dalam organisasi dikembalikan kepada AD/ART, dikembalikan kepada sistem aturan yang ada dan walaupun ada kekurangan-kekurangan, ganjalan-ganjalan harus diselesaikan bersama tanpa mengembangkan konflik diantara jajaran kepemimpinan yang ada," tuturnya.
Dia menyebut, segala kekurangan atau ganjalan internal seharusnya diselesaikan bersama, bukan diperuncing sehingga memicu konflik di jajaran kepemimpinan.
Selain yang hadir secara langsung, sekitar 50 hingga 60 kiai lain mengikuti acara melalui Zoom karena usia sepuh atau lokasi yang jauh.
Dalam forum tersebut, para kiai sepakat untuk segera menggelar pertemuan yang lebih luas dengan melibatkan lebih banyak kiai sepuh serta unsur kepemimpinan NU dari berbagai daerah. Pertemuan besar itu direncanakan akan berlangsung di Pesantren Lirboyo, Kediri.
"Dan insyaallah nanti akan digelar pertemuan yang lebih luas dengan menghadirkan para kiai sepuh lebih banyak dan juga unsur-unsur kepemimpinan dalam lingkungan Nahdatul Ulama yang akan ditua rumahi oleh pesantren Liboyo di Kediri," ucapnya.
Gus Yahya berharap, forum tersebut dapat menjadi jalan keluar atas dinamika yang terjadi belakangan ini dalam tubuh NU.
"InsyaAllah waktunya belum ditentukan tapi kesempatan atau kesepakatan diantara para kiai tadi sudah dicapai segera tidak lama lagi akan diselenggarakan pertemuan itu. Mudah-mudahan bisa menjadi pembuka jalan keluar dari masalah yang ada sekarang," tuturnya.
"Karena ya itu lama, tentu akan mengandalkan kebijaksanaan yang ada pada, di dalam ilmunya para ulama," ucapnya.
Editor: Aditya Pratama