Haji Normal Baru?
Sejumlah persoalan tahapan pra, puncak, dan pasca tadi memang bergantung pada keputusan tuan rumah dalam hal ini, prasyarat haji yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi. Namun begitu, menyiapkan skenario-skenario strategis (simulasi) menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan peran Kementerian Agama, dan kita belum dengar itu–setidaknya hingga saat tulisan ini dibuat.
Meminjam tren saat ini, Haji Normal Baru. Skenario strategis dalam Haji Normal Baru bertujuan untuk semakin meyakinkan bahwa haji Indonesia, tidak hanya sebagai yang terbesar di dunia, tetapi yang pertama memenuhi standar protokol kesehatan yang dimintakan tuan rumah. Pasalnya, melihat perkembangan akhir-akhir ini, haji tahun ini tetap diselenggarakan pemerintah Arab Saudi, namun bisa jadi Indonesia tidak diundang karena tidak meyakinkan kesiapannya.
Sesuai jadwal keberangkatan pertama calhaj pada 26 Juni 2020, jika diputus kepastian tanggal 1 Juni ini, menjadi rentang waktu mematangkan skenario teknis pelaksanaan haji dengan jamaah. Lalu paralel, persiapan administrasi dan non-administrasi (pengurusan dokumen jamaah, visa e-hajj, kontrak kerja sama fasilitas layanan, dan lainnya) juga dilakukan dalam tempo sesingkat-singkatnya alias mepet.
Akibat pandemi Covid-19, haji tahun ini kadung diliputi rasa pesimistis. Namun saya meyakini seperti pengalaman yang saya bagi di awal artikel, ada Allah yang menggerakkan. Dengan kuasa-Nya, tidak ada yang tidak mungkin. Allah punya hitungan sehingga apapun hasil keputusannya, menjadi terbaik dan diterima dengan ikhlas bagi siapapun, termasuk para duyufurrahman.
Editor: Zen Teguh