Harga Emas Tembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah, Waktunya Beli atau Jual?
JAKARTA, iNews.id - Harga emas kompak mengalami kenaikan jelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Kenaikan tercatat baik untuk emas Antam, Galeri24, serta UBS.
Harga emas Antam kini berada di Rp2.590.000 per gram. Terjadi kenaikan sebesar Rp29.000 dibanding perdagangan sebelumnya yang dibanderol Rp2.561.000 per gram.
Kemudian, harga emas Galeri24 saat ini berada di angka Rp2.594.000 per gram. Terjadi peningkatan hingga Rp58.000 dibanding hari sebelumnya yang dibandrol Rp2.536.000 per gram.
Sementara, emas UBS dijual di harga Rp2.652.000 per gram, naik hingga Rp59.000 dibandingkan dengan harga di hari sebelumnya yang dibandrol seharga Rp2.593.000 per gram.
Lantas, momen ini menjadi waktu yang tepat untuk membeli atau menjual?
Menurut Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, keputusan beli atau jual emas seharusnya tidak didasarkan pada euforia rekor harga semata. Sebab, faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah tujuan investasi, horizon waktu, serta kemampuan menanggung risiko.
"Kalau tujuan Anda adalah perlindungan nilai jangka panjang, misalnya menjaga daya beli tabungan dari ketidakpastian ekonomi, maka rekor bukan alasan otomatis untuk berhenti membeli, juga bukan alasan otomatis untuk mengejar harga," ungkapnya, Rabu (24/12/2025).
Ia menyarankan strategi pembelian bertahap dengan porsi yang wajar dalam total aset, serta kesiapan menghadapi fluktuasi harga. Strategi ini dinilai lebih rasional dibandingkan bertaruh pada satu titik harga puncak.
Namun, bagi investor dengan tujuan spekulasi jangka pendek, Achmad mengingatkan bahwa harga rekor justru menjadi area paling berisiko. Sentimen pasar, dapat berbalik dengan cepat seiring perubahan kondisi geopolitik maupun ekspektasi suku bunga global.
"Di area rekor, sentimen mudah berbalik. Satu kabar tentang meredanya ketegangan geopolitik atau perubahan ekspektasi suku bunga bisa memicu koreksi cepat," sebut Achmad.
Sebaliknya, bagi investor yang telah membeli emas di harga jauh lebih rendah, kondisi saat ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian portofolio.
Menjual sebagian emas guna mengunci keuntungan dinilai sebagai langkah yang sehat untuk menurunkan risiko dan menambah likuiditas.
"Beli, jika tujuan Anda membangun perlindungan nilai secara bertahap dan Anda siap menahan fluktuasi, bukan mengejar untung cepat. Jual, atau setidaknya jual sebagian, jika Anda sudah untung besar dan butuh menurunkan risiko, menambah likuiditas, atau menyeimbangkan kembali aset," ucap Achmad.
Ia juga menegaskan, keputusan beli atau jual emas harus selaras dengan tujuan hidup dan ketahanan keuangan masing-masing individu.
"Rekor harga bukan kompas moral. Kompasnya tetap tujuan hidup, ketahanan keuangan, dan kedisiplinan. Emas pada akhirnya bukan lomba menebak puncak, melainkan cara menjaga kewarasan finansial saat dunia sedang tidak pasti," tutupnya.
Editor: Puti Aini Yasmin