Hoegeng dan Ben Mboi Dapat Tanda Kehormatan dari Presiden Prabowo
JAKARTA, iNews.id – Dua figur nasional yang dikenal karena pengabdian luar biasa dianugerahi Tanda Kehormatan Republik Indonesia oleh Presiden Prabowo Subianto. Penghargaan tersebut diserahkan kepada ahli waris masing-masing tokoh di Istana Negara, Senin, 25 Agustus 2025.
Kisah keduanya menggambarkan dedikasi yang berbeda namun sama-sama penting: satu menjadi ikon integritas di institusi Polri, sementara yang lain merupakan pelopor pembangunan kesehatan masyarakat.
Jenderal Polisi (Purn.) Hoegeng Iman Santoso, yang memimpin Kepolisian Republik Indonesia pada 1968–1970, dikenal luas sebagai figur polisi berintegritas tinggi. Ia konsisten menolak segala bentuk gratifikasi dan suap, bahkan menutup usaha keluarganya demi menjaga marwah institusi. Selain itu, ia berani memberantas praktik korupsi, perjudian, serta penyelundupan—termasuk pengungkapan kasus mobil mewah di Pelabuhan Tanjung Priok. Reputasinya membuatnya dikenang sebagai “polisi jujur” yang menjadi panutan lintas zaman.
Sementara itu, Aloysius Benedictus Mboi atau Ben Mboi, yang menjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur pada 1978–1988, menorehkan jejak besar lewat latar belakangnya sebagai dokter militer. Kepekaannya terhadap kebutuhan dasar masyarakat diwujudkan melalui program pemberantasan malaria, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, serta penguatan infrastruktur dan industri dasar di daerahnya. Gaya kepemimpinannya menonjolkan kerja keras, inovasi, serta kedekatan dengan rakyat. Tak heran ia dikenang sebagai pemimpin yang mampu menyelaraskan pembangunan fisik dengan pelayanan sosial.
Atas dedikasi tersebut, keduanya dianugerahi Bintang Republik Indonesia Utama. Penghargaan ini merupakan tanda kehormatan tertinggi negara bagi individu yang memberi kontribusi luar biasa dalam menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Republik Indonesia.
Penganugerahan ini menjadi bentuk penghormatan tertinggi bangsa atas ketulusan, kejujuran, serta semangat pengabdian yang ditunjukkan kedua tokoh. Nilai-nilai perjuangan mereka tetap hidup, menjadi inspirasi abadi bagi generasi mendatang.
Editor: Komaruddin Bagja