Homeschooling, Alternatif Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal 2020 lalu berdampak pembatasan terhadap semua hal. Salah satunya menutup sekolah dan membuat pemerintah akhirnya memutuskan untuk menerapkan aturan tentang pembelajaran jarak jauh atau sekolah online bagi sejumlah sekolah.
Meskipun pembelajaran online ini dapat membantu proses pendidikan untuk terus berjalan sebagaimana mestinya, banyak siswa yang mengeluh lelah akibat terlalu lama memandangi layar gadget mereka. Selain itu, beberapa siswa juga mengaku sering kali merasa tidak paham akan materi yang disampaikan melalui proses belajar mengajar virtual.
Demi mengatasi hal tersebut, sebuah jurnal penelitian berjudul Homeschooling: Sebuah Alternatif Pembelajaran Adaptasi Normal Baru karya Eka Damayanti beserta rekannya mengusulkan homeschooling sebagai solusi dalam meningkatkan kualitas edukasi anak selama masa pandemi.
Dikutip dari National Home Educators Research Institute AS, lebih banyak bukti empiris menunjukkan bahwa homeschooling berlipat ganda di Amerika Serikat selama penguncian pandemi oleh pemerintah. Pertumbuhan tersebut terjadi dari tahun ajaran institusi 2019-2020 hingga tahun 2020-2021, hingga mungkin sebanyak 5 juta anak usia sekolah. Data terbaru datang dari Biro Sensus Amerika Serikat (AS).
Biro Sensus AS membandingkan hasil survei dari musim semi tahun ajaran 2019-20 dengan hasil pada musim gugur tahun ajaran 2020-21 untuk mengukur dampak pandemi pada homeschooling. Mereka menggunakan Survei Denyut Rumah Tangga untuk melakukan ini.
Para peneliti menemukan bahwa pada minggu pertama (23 April-5 Mei 2020) Fase 1 Survei Denyut Rumah Tangga, sekitar 5,4% rumah tangga AS dengan anak usia sekolah melaporkan homeschooling.
Pada musim gugur 2020 (30 September-12 Oktober), 11,1 persen rumah tangga dengan anak usia sekolah melaporkan homeschooling. Ini menunjukkan homeschooling berlipat ganda di Amerika Serikat selama penguncian pandemi oleh pemerintah.