HUT ke-76 Marinir, Begini Perjalanan Sejarah Korps Baret Ungu
JAKARTA, iNews.id – Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) merayakan HUT ke-76, Senin (15/11/2020). Sejak kelahirannya, 15 November korps baret ungu itu telah menorehkan berbagai prestasi.
Dalam Hartono berjudul Jenderal Marinir di Tengah Prahara’ karya Petrik Matanasi yang dikutip Okezone, latar belakang pasukan infanteri TNI AL ini berawal dari Corps Mariniers yang dibentuk pada Pangkalan IV ALRI Tegal. Ada kisah menarik dalam lahirnya Korps Marinier ini.
Awalnya korps ini dijadikan bagian dari TNI Angkatan Darat (AD) yang dibentuk sebagai pendidikan para pelaut Indonesia tergabung di ALRI agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat. Saat itu, sebagian besar instruktur Corps Mariniers berasal dari lulusan sekolah pelayaran. Ada juga yang pernah mengenyam pendidikan tempur di darat, salah satunya Tatang Rusmaja, prajurit jebolan Pembela Tanah Air (Peta).
“Yang dilatih bukan hanya para personel ALRI dan pemuda asal Tegal, tapi juga dari luar kota. Sebagaimana pasukan ALRI lainnya di berbagai daerah, Corps Mariniers juga pada akhirnya terpaksa ikut bergerilya di darat karena minus alutsista laut,” tulis dalam buku Hartono.
Pasukan ini lebih sering bertempur di pedalaman hutan dan kaki gunung, ketimbang di laut. Sehingga pasukan ini lebih dikenal ALRI Gunung. Pasukan ini belum termasuk Corps Mariniers karena keberadaannya saat itu hanya di Pangkalan IV ALRI di Tegal.
Khusus para personel Corps Mariniers asal Pangkalan IV Tegal, sekiranya 25 kali mereka mengirim pasukan ke front Semarang di masa revolusi, untuk ikut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Angkatan Darat mempersempit gerak pasukan Belanda.
Seiring berjalannya waktu, di masa revolusi, tepatnya pada 17 Maret 1948 sempat terjadi Reorganisasi dan Rasionalisasi atau dikenal "Re-Ra". Corps Mariniers dari Pangkalan Tegal telah memiliki pengalaman tempur di darat, sehingga pemerintah memutuskan untuk memisahkannya dari TNI AL.