HUT ke-80 RI, Ditjen Pendis Kemenag Perkuat Kerukunan Umat Beragama melalui Ekoteologi
JAKARTA, iNews.id - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar serangkaian kegiatan memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Momentum HUT RI juga menjadi waktu yang tepat untuk mempererat kerukunan umat beragama dalam bingkai ekoteologi.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menegaskan, kemerdekaan Indonesia harus disyukuri sebagai nikmat 80 tahun kebersamaan dalam kerukunan dan kebhinekaan.
“Indonesia adalah rumah besar bagi semua agama, budaya, dan tradisi yang hidup berdampingan secara damai. Ini adalah nikmat yang harus terus kita jaga,” ujarnya di Jakarta, Senin (18/8/2025).
Dialog Kebangsaan dan Pancacinta menghadirkan tokoh lintas agama, seperti Made Wirawan (Hindu), Budi Santoso Tanuwibowo (Konghucu), Gandi Wibowo (Kristen), dan Li Edi Ramawijaya Putra (Buddha), untuk menegaskan komitmen civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dalam mencegah potensi keretakan antar umat beragama.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan acara ini. “Kegiatan ini luar biasa, memperkuat kerukunan untuk mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045,” katanya.
Puncak acara adalah Deklarasi Kebangsaan yang dikumandangkan oleh civitas akademika PTKI bersama tokoh lintas agama. Deklarasi ini menegaskan tekad menjadikan Indonesia sebagai rumah besar yang damai dan inklusif, menjaga kebersihan rumah ibadah sebagai simbol ekoteologi, mengintegrasikan kerukunan umat dengan kepedulian terhadap lingkungan, serta memperkuat moderasi beragama sebagai pilar persatuan menuju Indonesia Emas 2045.
Ekoteologi menjadi sorotan utama, menekankan bahwa melestarikan alam adalah amanah Tuhan dan wujud kasih terhadap sesama. Menjaga lingkungan diartikan sebagai upaya menjaga kehidupan dan keberlangsungan bangsa.
Festival Kemerdekaan ini menjadi simbol komitmen bersama untuk mempertahankan kebhinekaan, memperkuat persatuan, dan membangun Indonesia yang damai, rukun, serta berkelanjutan menuju masa depan yang lebih baik.
Editor: Kastolani Marzuki